Laporan The Climate Institute Australia (5/9) mengungkap kaitan pemanasan global dengan pertanian kopi dunia. Mereka menjelaskan kenaikan suhu dan cuaca ekstrem membuat proses dan biaya produksi kopi dunia terganggu.
"Lebih dari 2.25 miliar cangkir kopi dikonsumsi setiap hari di seluruh dunia. Dengan lebih dari setengah jumlah penduduk Australia rutin minum kopi," ujar CEO The Climate Institute, John Connor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Laporan mengungkap produksi kopi dunia sudah naik tiga kali lipat sejak tahu 1960-an. Angka konsumsi kopi bahkan tumbuh 5 persen setiap tahun. Sementara itu sekitar 80-90 persen dari 25 juta petani kopi dunia adalah mereka yang rentan terkena dampak perubahan iklim.
"Petani kopi umumnya hidup dan bekerja di negara penghasil kopi (bean belt) yang tediri dari sekitar 70 negara berkembang. Termasuk Guatemala, Brazil, Vietnam, Colombia, Ethiopia dan Indonesia. Perubahan cuaca mengancam area tersebut," sebut laporan.
Peneliti mengatakan tanpa aksi penyelamatan lingkungan yang kuat, area penanaman kopi akan berkurang hingga setengahnya dalam beberapa dekade ke depan. Diperkirakan tahun 2080 biji kopi liar yang jadi sumber genetik penting petani kopi juga bisa punah.
Kenaikan suhu dan curah hujan kabarnya turut meningkatkan insiden penyakit dan hama yang mempengaruhi hasil dan kualitas biji kopi. Di negara-negara beriklim panas, hal ini bahkan memberi beban tambahan pada kesehatan fisik dan mental produsen kopi, buruh, dan masyarakat umum. Tentu semuanya berdampak pada produktivitas pertanian kopi.
![]() |
Menurut Connor perusahaan kopi seperti Strabucks dan Internal Coffee Organisation sudah mengetahui dampak buruk dari pemanasan global. "Konsumen mungkin menghadapi kelangkaan beberapa varian kopi, mendapat aroma dan rasa kopi berbeda, serta mengalami kenaikan harga," tambah Connor.
Ia menambahkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan konsumen untuk hadapi masalah ini. "Langkah pertama adalah mempelajari isu dan langkah-langkah yang telah diambil Fairtrade dan pihak lain sehubungan hal ini. Setelah itu, lakukan hal nyata dengan hanya memilih merek kopi yang produksinya bebas karbon serta menerapkan sistem fair trade pada petani dan komunitas mereka yang fokus atasi masalah perubahan cuaca," jelas Connor.
Hal terakhir ialah meminta solusi nyata dari perusahaan kopi dan pemerintah terkait isu pemanasan global. "Penting untuk memastikan semua produk, model bisnis, dan ekonomi tentang kopi bebas karbon," pungkas Connor.
(adr/odi)