Metro.uk (30/8) mengabarkan supermarket Sainsburys memulai uji coba Slow Shopping pada 30 Agustus 2016 di gerai Gosforth, Inggris. Dengan layanan ini diharapkan para penyandang disabilitas bisa berbelanja dengan mudah dan nyaman.
"Dulu ibu saya, Jo, suka berbelanja ke supermarket. Tetapi setelah mengalami demensia, kebiasaan belanja ini jadi terasa menyulitkan untuknya," ujar Katherine Vero dari Newcastle.
![]() |
Tak ingin menghilangkan kebiasaan tersebut, Katherine membuat konsep Slow Shopping. "Saya tidak ingin ibu berhenti belanja dan jadi terisolasi. Saya rasa ada cara untuk membantu orang-orang disabilitas sepertinya untuk tetap menikmati ritual belanja," tambah Katherine.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slow Shopping berlangsung di gerai Sainsburys di Gosforth tiap Selasa pukul 1 siang hingga 3 sore. Di waktu ini, para penyandang disabilitas mendapat perlakuan khusus di supermarket. Seperti disambut oleh para pegawai di pintu masuk serta didampingi selama berbelanja. Kursi-kursi diletakkan di ujung lorong-lorong swalayan agar mereka bisa beristirahat jika kelelahan berbelanja.
![]() |
Ada pula dua meja bantu yang menawarkan contoh produk favorit swalayan seperti buah, biskuit jahe, dan Victoria sponge. Scott McMahon selaku Manajer Deputi Sainsbury's di Gosforth mengatakan, "Ketika ayah saya terkena kanker, saya melihat betapa sulitnya ia belanja namun dirinya tetap ingin melatih kemandirian. Jadi saat Katherine datang dengan ide uji coba Slow Shopping, saya sangat ingin membantunya."
Katherine mengatakan ia menginvestasikan banyak waktu untuk melatih pegawai membantu penyandang disabilitas. Ia sangat senang jaringan supermarket Sainsburys setuju menguji coba Slow Shopping.
"Saya harap jaringan supermarket lain akan mengikutinya," tambah Katherine. Penelitian yang dipublikasikan Alzheimer's Society menemukan 8 dari 10 penderita demensia di Inggris yang jumlahnya 850.000 orang, menobatkan belanja sebagai aktivitas favorit mereka. (adr/odi)