Rujak gobet jadi suguhan upacara kehamilan 7 bulan. Dibuat dari 7 jenis buah berbeda dengan bumbu yang manis, pedas dan asam.
Rujak buah tak sekadar dinikmati sebagai camilan segar. Dalam budaya Jawa, rujak menjadi salah satu suguhan dalam upacara kehamilan 7 bulan atau disebut Tingkeban atau Mitoni.
Upacara ini dilakukan sebagai simbol ucapan syukur pada Tuhan untuk keselamatan calon orang tua dan bayi. Dilaksanakan saat calon ibu memasuki usia kehamilan 7 bulan.
Mengenai suguhan, rujak menjadi salah satu yang menarik. Calon orangtua akan "berjualan" rujak dan es dawet dengan alat pembayaran koin dari tanah liat. Calon ayah menerima koin ini lalu memberikannya pada calon ibu. Melambangkan semua penghasilannya untuk keluarga.
Racikan buah untuk rujak harus terdiri dari 7 jenis. Umumnya berupa buah musiman sehingga mudah dicari. Buah juga sebaiknya tidak terasa manis dan bertekstur keras karena nantinya buah akan diserut atau dipotong dengan irisan tipis memanjang.
Bengkoang, mangga, kedondong, nanas, ketimun, ubi jalar, dan jeruk Bali jadi isian rujak gobet (serut) populer. Ada juga yang mengganti salah satu buah dengan pepaya, jambur air, dan delima. Semua sesuai selera karena tidak ada aturan yang baku.
Untuk membuatnya, serut atau iris semua buah bertekstur keras. Khusus jeruk Bali atau delima cukup taburkan daging buahnya saja. Masukkan buah ke wadah besar lalu campurkan dengan bumbu halus hingga rata.
Bahan untuk bumbu rujak gobet antara lain gula merah, garam, air asam Jawa, cabai rawit (sesuai selera), dan air secukupnya. Haluskan semua bumbu kecuali gula merah yang bisa diuleg sendiri.
Selanjutnya panaskan gula merah dan air secukupnya dalam panci. Setelah agak encer, masukkan bumbu halus tadi. Panaskan hingga sedikit mendidih lalu angkat dan dinginkan. Bumbupun siap dicampurkan dengan buah.
Rujak gobet sebaiknya dimasukkan dalam kulkas sebelum disajikan. Rasa manis, pedas, dan asamnya makin enak dinikmati dalam keadaan dingin.
Merujuk pada tradisi, konon rasa rujak gobet juga bisa menandakan jenis kelamin bayi. Kalau rasanya segar manis, bayinya berjenis kelamin perempuan. Sementara rasa sepat pedas artinya bayi laki-laki.
Apapun jenis kelamin bayi nantinya, tentu kehadiran rujak dalam upacara Mitoni mampu menyegarkan tenggorokan para tamu!
(adr/odi)