Jenis telur yang umum dikonsumsi di sini antara lain telur ayam, bebek atau puyuh. Tapi wilayah lainnya di dunia menyantap juga telur yang tak biasa dan mungkin tergolong ekstrem. The Daily Meal merangkum jenis telur hewan yang unik dan disantap di beberapa negara.
1. Semut
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Foto: Samjamphoto
Telur atau tepatnya larva semut yang berbentuk oval putih terlihat seperti biji-bijian kecil beras. Ini jadi bahan populer dalam sajian Meksiko selama ribuan tahun.
Disebut sebagai "kaviar serangga" atau escamol, sajian dari telur semut punya rasa sedikit seperti kacang (nutty) dan bermentega (terutama bila dimasak dengan mentega). Namun saat digoreng maka teksturnya renyah. Escamoles kemudian ditambahkan pada taco, omelet atau langsung dimakan begitu saja.
2. Balut
![]() |
Foto: Thinkstock
Balut merupakan embrio bebek atau ayam yang terkenal di Filipina. Lama waktu inkubasi embrio sebelum dimasak berbeda-beda, tergantung preferensi. Biasanya sekitar 2-3 minggu.
Ketika telur sudah mencapai titik fertilisasi yang diinginkan, telur akan direbus dan kukus. Kemudian langsung dikonsumsi dari cangkangnya. Walau sebagian tulang yang berkembang dari embrio bertekstur lembut untuk dikunyah dan ditelan, namun banyak orang asing yang tak sanggup mengonsumsi balut.
3. Buaya
![]() |
Foto: flickriver.com
Buaya menghasilkan banyak telur sehingga ada orang yang tertarik mencobanya. Rasanya disebut-sebut sangat tidak enak, begitu kuat dan amis. Meski begitu, beberapa masyarakat lokal di Asia Tenggara, Australia hingga Jamaika menikmatinya saat sedang tersedia.
Mungkin ada yang menganggap pencarian dan pengambilan telur buaya akan sulit karena menghadapi bahaya dari sang induk. Tapi telur ini cukup berlimpah di sebagian wilayah Asia. Sampai kontes makan telur buaya diadakan di Pattaya, Thailand.
4. Burung camar
![]() |
Foto: Wikimedia
Burung camar terkadang suka mengambil makanan. Tapi di beberapa wilayah dunia, burung camar juga jadi sumber makanan. Misalnya telur burung camar yang dianggap makanan mewah di Inggris. Harga tiap butir telur sekitar 5 Pound (Rp 85.000).
Ada beberapa alasan yang membuat status itu didapat telur tersebut. Pertama, hanya ada sedikit peternak telur burung camar dengan lisensi yang beroperasi di Inggris. Mereka juga merahasiakan tempat sarangnya.
Selain itu, musim camar berkepala hitam yang menghasilkan telur putih berbintik hitam, sangatlah pencek. Hanya berlangsung sekitar 3 minggu.
Alasan lainnya, pengumpulan telur sangat diatur dimana tiap peternak hanya boleh mengambil satu telur dari tiap sarang. Apabila pengumpul telur tiba di satu sarang dan melihat telur-telur bertanda "X" maka telur berarti sudah diambil orang lain.
Untuk menikmatinya, telur burung camar biasa direbus selama 3-4 menit. Bisa juga dikukus 6 menit dan kemudian langsung dimasukkan dalam air dingin.
5. Gurita
![]() |
Foto: Flickr/John Albers-Mead
Telur gurita berbentuk kecil seperti tetesan air mata dengan warna putih semi-transparan. Ada bintik lebih gelap yang cukup terlihat dari bagian dalamnya. Saat sudah matang, bisa jelas nampak bayi gurita di dalam jika diperhatikan cukup dekat.
Gurita dikenal sangat protektif terhadap telurnya, kerap menjaga mereka sampai beberapa tahun. Faktanya, seekor gurita memilih mati kelaparan dibanding meninggalkan sendiri telur-telurnya.
Namun manusia bisa menemukan cara mengambil telur gurita. Telur ini sangat populer dan mahal di Jepang. Biasanya dimasukkan dalam sushi.
6. Siput
![]() |
Foto: Harriet Alexander
Bekicot atau escargot sudah cukup banyak dikonsumsi orang. Telurnya kini juga dihargai di beberapa tempat. Dianggap makanan mewah baru di Eropa, terutama Prancis dan Italia.
Kaviar bekicot buatan Austria yang dikemas dalam wadah kecil ukuran 50 gr, misalnya, dihargai lebih dari 150 Euro (Rp 2,1 juta) pada tahun 2014. Ukuran 50 gr setara dengan 2 sdm produk kaviar.
Berbentuk kecil dengan warna putih mengkilap seperti mutiara, telur bekicot perlu waktu produksi sekitar 8 bulan. Ini sudah melalui teknik pematangan yang dipercepat. Jika tidak, bisa memakan waktu 2-3 tahun. (msa/odi)