Polisi di Huzhou, provinsi Zhejiang mengeluarkan rilis resmi meminta warga agar waspada akan ubur-ubur palsu. Kabarnya makanan ini bisa mengandung jumlah berbahaya dari aluminium. Padahal ubur-ubur termasuk sajian populer China dimana biasanya diiris dan disajikan bersama soy sauce serta minyak wijen.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut rilis resmi dari polisi di Huzhou, pemalsu ubur-ubur lokal menggunakan tiga bahan kimia utama. Antara lain sodium alginate, ammonium dan anhydrous calcium chloride. Paduan tersebut membentuk substansi yang mirip tampilan dan tekstur ubur-ubur.
![]() |
Saat diuji, seafood palsu itu menunjukkan tingkat berlebih dari aluminium. Mencapai 800 miligram per kilogram, delapan kali dari batas legal di China. Pihak keamanan pangan China menyebut jumlah ini bisa memicu kerusakan tulang dan syaraf. Begitu pula gangguan memori dan penurunan kesehatan mental.
Lebih dari 10 ton ubur-ubur palsu diperkirakan sudah sampai ke pasar lokal ketika polisi menguak kasusnya. Bersama dua operator utama, beberapa anggota sindikat sudah ditangkap pada akhir April. Meski begitu pemberitaannya baru dipublikasikan oleh polisi bulan ini.
![]() |
Anggota dari jaringan pemalsu memperoleh keuntungan lebih dari 170.000 yuan (Rp 347 juta) dalam satu tahun produksi. Sebagian karena permintaan ubur-ubur tetap tinggi, terutama saat musim panas. Ubur-ubur ternak butuh waktu sebulan untuk mencapai ukuran yang menguntungkan saat dijual. Sementara ubur-ubur artifisial bisa dibuat lebih cepat.
![]() |
Polisi setempat juga memberi instruksi dalam membedakan ubur-ubur palsu dan asli. Jenis yang palsu disebut tidak punya rasa atau bau, sulit dirobek dan memiliki tekstur mirip lakban. Sedangkan ubur-ubur asli warnanya agak kuning dan beraroma laut. (msa/odi)