Sejak lama martabak sudah jadi camilan favorit banyak orang. Namun perkembangan zaman membuat kemunculan variasi martabak yang tak pernah terduga sebelumnya. Mulai dari pemakaian selai premium sampai cream cheese. Bahkan kini ada yang menambahkan es krim dalam martabak.
Tak cuma itu, martabak juga hadir dengan warna adonan lebih beragam. Terutama pada martabak manis. Mulai dari hitam, merah, hijau, ungu dan lainnya.
Meski tren martabak muncul dengan membawa inovasi baru, tapi banyak orang tak meninggalkan topping klasik martabak. Baik untuk martabak manis maupun martabak gurih.
Penjual martabak punya standar topping yang selalu tersedia. Untuk martabak manis, ada 4 macam topping yang banyak mereka pakai. Diantaranya cokelat, kacang, keju dan wijen. Bisa dipilih satu topping saja atau dikombinasikan dengan rasa lainnya.
Topping cokelat pada martabak klasik biasanya berupa meisjes. Perbedaan hanya terletak pada kualitas meisjes yang digunakan tiap penjual.
Sedangkan topping kacang memakai jenis kacang tanah yang dicincang. Penggunaan kacang mampu memberi tekstur renyah saat martabak manis masuk ke mulut.
Seperti kacang, topping wijen putih sangrai juga menambah kerenyahan. Baik kacang maupun wijen umumnya dijadikan paduan topping cokelat.
Untuk rasa gurih pada martabak manis klasik, keju jadi pilihan isiannya. Penjual martabak menggunakan keju cheddar yang diparut halus. Rasanya makin nikmat dengan guyuran susu kental manis yang legit.
Selain martabak manis, terdapat juga rasa klasik untuk martabak telur yang gurih. Isiannya berupa daging sapi cincang, irisan daun bawang, bawang putih dan bawang bombai. Dipadukan dengan penggunaan telur ayam atau bebek. Banyak yang memilih telur bebek karena lebih gurih wangi.
Sekarang martabak telur lebih banyak pilihan isian. Ada penggunaan tuna, steak, makaroni, smoked beef, sosis, jamur, jagung, keju mozzarella dan banyak lagi.
Rasa-rasa baru martabak bisa jadi tren sesaat atau mungkin bertahan lama. Tergantung selera masyarakat.
Satu yang pasti, rasa klasik martabak tak akan tergerus waktu. Karena pada akhirnya rasa ini yang paling lekat dengan memori akan kenikmatan martabak.
(msa/odi)