Berbeda nama, lokasi, bahkan pemilik, tetap membuat warteg punya satu kesamaan. Warteg menyajikan hidangan lezat dengan harga terjangkau. Karenananya, kepopulernya menjangkau semua kalangan. Kelas buruh, artis hingga pejabat.
Hal inilah yang dirasakan Warteg Warmo. Reza, selaku pengelola sekaligus generasi kedua dari warteg ini mengaku pelanggannya datang bermobil hingga publik figur. Di dinding Warmo, dipajang beberapa foto Dahlan Iskan dan Rhoma Irama makan di Warmo.
"Sebenarnya banyak, ada juga Sammy Simorangkir dan Limbad. Itu yang orang terkenalnya," ucap Reza Harafi. Namun tak jarang juga wartegnya disambangi pengamen dan supir angkutan umum.
"Kalau datang ke sini para pengamen itu sudah tahu semua, mereka pesan 'Nasi Perang'. Nasi putih, 2 tempe goreng tepung, kuah rendang, dan sambal. Makanya rendang sengaja kita buat berkuah banyak, dan kuah rendang jawa ini lumayan disukai oleh mereka," jelasnya.
Zaman dulu malahan yang datang anak-anak muda. Mau perempuan atau laki-laki, mereka menyantap nasi saat dini hari, dimana banyak orang memilih untuk beristirahat. Tak pelak, anak muda ini adalah pengunjung diskotik yang kelaparan. Sisanya, banyak pekerja kantoran yang memenuhi warung saat jam makan siang.
Beda lagi dengan Warteg 21. Warung Tegal yang berlokasi di daerah Jakarta Timur ini tak pernah menyangka akan didatangi Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan mantan presiden Megawati Soekarnoputri.
"Tiba-tiba saja mereka datang ke sini. Ya saya jadi sangat bersyukur kalau mereka pernah mencicipi masakan Warteg 21," ujar Mutinah, pengelola generasi kedua Warteg 21 yang asli orang Tegal.
Pekerja kantoran seperti Rini (32), juga punya alasan sendiri untuk makan di Warteg 21. "Kantor saya dekat sini, dan makanannya cukup terjangkau. Pilihan lauknya pun sama saja sebenarnya dengan semua warteg, cuma saja harganya sering beda-beda," aku Rini.
Warteg Mamah Iyah di kawasan dekat istana presiden juga jadi tempat makan pengawal hingga pegawai istana. Mereka memesan makanan dan duduk makan mengelilingi etalase kaca warteg berukuran 2x3 meter ini.
“Biasanya kayak protokol, biro presiden. Banyak pegawai kantor yang kerja daerah sini. Dulu pak menteri. Orang luar juga ada datang. Seperti dari Kehakiman, Administrasi Negara,” sebut Juariah, yang sudah mengelola wartegnya dari tahun 1985.
Nama menteri yang mampir ke Warteg Mamah Iyah adalah Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid.
"Orang yang datang seringnya yang memang sudah biasa makan di warteg saya. Lokasi warteg saya memang agak tersembunyi, di balik pagar pula. Tapi kalau sudah tahu letaknya biasanya datang lagi," jelas Juariah.
Harga makanan yang ditawarkan ketiga warteg tersebut juga bervariasi. Makan kenyang bisa dari harga Rp 5.000 hingga Rp 30.000 dengan menu yang sudah mewah. Walau sudah banyak restoran, kafe, serta tempat makan lainnya, warteg tetap punya ruang di hati banyak orang.
(tan/odi)