Gen dan Lingkungan Mempengaruhi Makanan yang Anda Sukai

Gen dan Lingkungan Mempengaruhi Makanan yang Anda Sukai

Lucia Essy Heriana - detikFood
Senin, 28 Des 2015 11:26 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Mengapa Anda ​suka pizza dan tak suka ayam goreng​? Apakah alasannya? Ternyata, interaksi gen dan lingkungan yang mempengaruhi Anda menyukai makanan.

Rita Braver melakukan surve​i terhadap​ siswa di Philadelphia's Frankford Friends School tentang makanan yang mereka suka dan yang mereka tidak sukai. Pernahkah Anda berpikir kenapa Anda menyukai makanan tersebut dan apa alasannya?

Maria Pelchat, ahli preferensi makanan di Monell Chemical Senses Center mengatakan, semuanya merupakan interaksi gen dan lingkungan. Ia sedang mencoba mencari jawaban tentang mengapa ​seseorang tidak menyukai​ hidangan tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menunjukkan bagaimana gen dapat mempengaruhi rasa, Braver memiliki sampel cairan bening. “​I​ni adalah bahan kimia yang dapat membuat orang merasa pahit atau tidak merasakan rasa makanan sama sekali,” ujar Pelchat.

Makanan yang digunakan sebagai eksperimen dengan cairan kimia adalah brokoli dan kol. Menurut Braver, ​makanan itu​ tidak ada rasanya. Ini disebabkan oleh gen.



75% warga Amerika merasakan rasa yang sama dengan Braver. Gen membantu merespon makanan, yaitu melalu hidung. Menurut Pelchat, ratusan gen memiliki bau yang berbeda. Faktanya, indra penciuman membantu ​orang​ menentukan rasa yang berbeda, seperti yang dikatakan Pelchat kepada siswa sekolah.

Semua siswa diberikan licorice, jellybeans rasa pisang, penutup hidung. Mereka menutup mata lalu mengambil jellybean. Satu siswi ​menebak ​​dengan hidung yang di​jepit​ ​sebagai pisang. Ketika jepit hidungnya dibuka ia mendapati sebagai licorice.

Makanan yang ​di​sukai juga bisa dipengaruhi oleh ​pengalaman dan memori ​seseorang. Jalea menyukai ​iga sapi ​dan brokoli karena rasa ​iga sapi ​yang dibuat oleh ayahnya sangat enak dan brokoli yang dibuat ibunya lezat.



Di sisi lain, ketidakberanian untuk mencoba makanan baru dapat menimbulkan penilaian yang tidak sesuai. Dashiell tidak pernah mencoba hati sapi dan tidak akan mau mencobanya. Padahal, hati yang sudah dimasak maupun mentah terdapat dalam menu di Takashi, restoran Jepang-Korea di Manhattan.

Faktor usia, mempengaruhi keinginan untuk bereksperimen dengan makanan baru. Normal bagi anak-anak jika merasa ragu untuk mencoba hal baru. Tapi, orang dewasa menyadari bahwa makanan tidak akan membunuh mereka.

Braver mencicipi usus besar yang diolah Chef Takashi, yang dibesarkan di Osaka, Jepang. ​Menurutnya ​rasanya hampir sama seperti baconi​. Awalnya ia merasa tak akan suka. ​Tapi setelah beberapa menit dipanggang dengan saus spesial ​ia ​menyukainya.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads