Sepert dikabarkan Wall Street Journal (13/10), peneliti di Florida State University melibatkan 51 mahasiswa berusia 20 tahunan sebagai partisipan. Setengah dari mereka diminta membaca panduan cuci piring yang menekankan pada pengalaman sensoris, sementara setengahnya lagi hanya membaca panduan cuci piring secara umum.
Panduan cuci piring yang menekankan pada pengalaman sensoris menyebutkan partisipan perlu fokus pada aroma sabun cuci piring dan menghayati betul bentuk piring yang dicuci.
Para partisipan lalu diminta untuk menginterpretasikan panduan tersebut secara verbal dan tulisan, kemudian mencuci 18 piring bersih. Kepribadian dan psikologis partisipan dinilai sebelum dan sesudah mencuci piring.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat gelisah partisipan yang membaca panduan cuci piring dengan pengalaman sensoris menurun 27% sesudah mencuci piring. Inspirasi mental mereka juga meningkat 25%.
Para peneliti menegaskan mencuci piring dengan penuh kesadaran dapat meningkatkan emosi positif seperti inspirasi dan menurunkan emosi negatif seperti rasa gelisah. Pengalaman ini sekaligus membuat partisipan lebih menikmati waktu karena mereka memperkirakan waktu lebih cepat saat mencuci piring.
Peneliti menyoroti belum diketahui apakah efek yang sama dapat terjadi jika partisipan mencuci tumpukan piring kotor, bukan piring bersih seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.
(msa/odi)