Jamur tidak hanya dipakai dalam bentuk segar. Di China, ada varian jamur kering yang digunakan untuk memasak. Rasa dan tesktur jamur ini juga sama dengan yang segar.
Ada banyak variasi jamur kering yang dapat ditemui di China, terutama di toko obat. Sebab jamur ini punya banyak manfaat kesehatan. Namun diantaranya ada juga jamur kering yang lebih sering dipakai untuk memasak.
Inilah beberapa jamur kering yang dipakai dalam kuliner China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shiitake banyak dipakai dalam keadaan segar maupun kering. Nama yang digunakan untuk varietas kering adalah dong gu atau jamur musim dingin. Sebab jamur ini dipanen saat musim dingin.
Biasanya rasa jamur kering lebih kuat daripada segar. Proses pengeringan nampaknya mengintensifkan rasa dan aroma jamur. Aroma yang lebih pekat cenderung memiliki rasa makin enak.
Sebelum menggunakannya, jamur direndam dalam air panas selama 20-30 menit. Selain jamurnya, air rendaman dapat dipakai untuk memberi citarasa jamur pada masakan. Seperti dalam sup, stew atau untuk tambahan rasa umami.
2. Hou tou gu
Jamur ini memiliki bentuk sedikit aneh. Biasa disebut jamur kepala monyet atau hou tou gu. Jamur seringkali dipakai dalam sup, gorengan atau tumisan.
Hou tou gu memiliki warna putih saat masih segar. Namun warnanya jadi cokelat ketika kering. Kebanyakan jamur ini tersedia dalam bentuk kering daripada segar. Sebelum penggunaannya, jamur perlu direndam selama 20-30 menit.
Tekstur jamur yang mirip daging saat digoreng, membuatnya dipakai dalam sajian vegetarian China untuk mengganti daging. Ketika direbus dalam sup, teksturnya jadi kenyal seperti spons dan bercitarasa tawar.
3. Zhu sun
Sebelum tahun 1979, jamur bambu dengan empulur hanya ditemukan di alam liar. Karena kelangkaannya, jamur jadi dianggap sangat berharga. Setelah itu, jamur yang disebut zhu sun ini mulai dibudidayakan secara komersial di provinsi Fujian.
Untuk penggunaannya, jamur yang dijual kering tersebut perlu direndam terlebih dahulu dalam air panas selama 15 menit. Zhu sun dapat dipakai untuk tumisan. Namun secara tradisional digunakan dalam sup ayam.
4. Ji song rong
Ji song rong atau jamur almond perlu direndam air panas sebelum pemakaian. Rasanya sedikit manis dengan jejak halus almond. Cocok digunakan dalam tumisan atau dimasak bersama ikan.
5. Niu gan jun
Niu gan jun sama seperti jamur porcini di Eropa. Jamur yang secara harafiah berarti jamur hati sapi ini dapat digunakan dalam sup atau tumisan. Sedangkan untuk masakan barat antara lain pada pasta, risotto atau omelet.
6. Hei mu er
Jamur paling populer ini dikenal sebagai black wood ear atau jamur kuping. Kebanyakan hei mu er dijual dalam bentuk kering. Sehingga perlu direndam sebelum penggunaan selama 20 menit.
Meski rasanya tawar, hei mu er memiliki tekstur kenyal, renyah dan licin. Jamur berwarna cokelat pekat ini cocok untuk sup, salad maupun tumisan. Banyak hidangan Asia yang memakai jamur ini.
7. Yin er
Varian jamur kuping lainnya di China adalah yin er (snow fungus atau silver ear fungus). Sudah dibudidayakan di sana sejak abad 19. Jamur putih berbentuk mirip rumput laut ini salah satu yang populer dalam kuliner dan pengobatan China. Meski rasanya hambar namun memiliki tekstur kenyal enak.
Dalam kuliner China, yin er secara tradisional dipakai dalam sajian manis. Seperti dalam sup pencuci mulut bernama luk mei. Biasa dipadukan dengan jujube, longan kering dan bahan lainnya. Yin er juga dipakai sebagai komponen minuman dan es krim. Sejak budidaya membuat harga jamur lebih murah, yin er juga digunakan dalam beberapa masakan gurih.
(msa/odi)