Menurut JJ Rizal, ahli sejarah, minuman ini lahir dari orang Belanda yang dahulu menduduki Batavia. Bangsa Belanda sering membuat pesta yang meriah, lengkap dengan makanan dan minuman yang berlimpah.
“Dahulu, pesta meriah yang digelar kompeni diukur dari seberapa banyak minuman keras mengalir. Semakin meriah pesta tersebut, semakin banyak dan semakin bagus kualitas hidangan yang mereka keluarkan. Kebetulan juga kebanyakan orang Belanda menyukai wine sebagai minuman spesial yang akan mereka keluarkan untuk perayaan.” jelas Rizal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, orang Betawi mendengar letupan yang berbunyi 'pletok' pada saat orang Belanda membuka tutup botol wine. Inilah yang membuat mereka terinspirasi membuat nama minuman ini menjadi bir pletok. Sebelum disajikan, campuran minuman ini dikocok dalam tabung atau botol hingga berbuih halus. Ssaat dituang di gelas tampilannya sangat mirip bir.
“Jadi, sebenarnya bir pletok adalah minuman yang dibuat menyerupai wine. Karena sejak dahulu orang Betawi sudah sangat religius dan mengharamkan alkohol serta suka membuat makanan dan minuman hasil dari pekarangan sendiri, mereka pun memilih rempah-rempah sebagai penggantinya.” jelas pria kelahiran Jakarta ini.
Bir Pletok sendiri enak diminum panas dan dingin. Bir ini juga menyehatkan karena bahan-bahan untuk membuat minuman ini baik untuk tubuh, seperti jahe. Tak sedikit orang Betawi yang meminumnya dengan tujuan menghangatkan perut.
Hingga sekarang, bir pletok yang sering juga disebut bir Jawa masih jadi minuman favorit. Minuman ini juga populer di Bogor. Karena geografi administratif tidak bisa disamakan oleh geografi budaya. Makanan Betawi juga tersebar hingga daerah Jawa Barat hingga Banten.
Orang Betawi semakin hari semakin bergeser tempat tinggalnya karena banyak yang menjual tanahnya hingga tempat tinggal mereka semakin bergeser ke arah pinggiran Jakarta.
(msa/odi)