Tinutuan atau biasa disebut dengan bubur Manado merupakan salah satu makanan khas daerah Manado, Sulawesi Utara. Dalam sejarahnya, bubur ini memang tidak diketahui asalnya, akan tetapi sajian lezat ini sudah mulai ramai diperdagangkan di beberapa sudut kota Manado sejak tahun 1970.
Tinutuan dalam bahasa Manado memiliki arti semrawut atau campur aduk. Hal ini terlihat dari tampilan bubur yang diolah dengan mencampurkan aneka sayuran ke dalamnya. Bubur tinutuan dikenal sebagai bubur yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara memasaknyapun tergolong mudah, Anda hanya perlu memasak beras hingga setengah masak kemudian mencampurkan jagung yang sudah disisir, ubi dan labu kemudian dimasak hingga lunak. Jangan lupa untuk menambahkan daun bayan, kangkung dan daun pelengkap seperti irisan daun bawang, daun lelem dan kemangi yang harum.
Bubur yang gurih segar ini makin enak disajikan dengan ikan asin jambal roti yang gurih. Selain ikan asin, sajian ini juga sering dipadukan dengan perkedel nike, sambal roa, perkedel jagung hingga cakalang fufu yang nikmat.
Untuk satu porsi bubur tinutuan yang terdiri dari 25 gr beras, 20 gr jagung mans, 50 gr ubi jalar, 50 gr labu kuning, 25 gr bayam, 25 gr kangkung dan 20 gr ikan asin mengandung kalori sekitar 342,7 Kkal, 10,4 gr protein, 6,2 gr lemak, 47,2 gr karbohidrat dan 5 gr serat.
Banyaknya jenis sayuran yang dicampurkan kedalam bubur ini menjadikan sajian ini kaya akan vitamin, mineral dan juga serat yang sangat baik untuk sistem pencernaan. Selain itu, juga dapat membantu memulihkan tubuh yang kurang fit.
Ingin membuat Tinotuan sendiri? Klik resep dan videonya di sini!
(lus/odi)