Walaupun durian merah juga ada di Kalimantan, durian merah Banyuwangi juga tak kalah populer. Di Banyuwangi saja, ada 65 varietas durian merah yang sedang giat-giatnya dibudidayakan. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Dispertahutbun) Banyuwangi sampai mematenkan dan memberikan nama buah ini sebagai Sunrise of Java.
Durian merah memang masih jarang terdengar. Sampai sekarang, juga belum terlalu banyak yang mengonsumsinya. Padahal, keunikan durian ini tak sampai hanya pada warnanya saja. Tidak banyak yang tahu jika durian merah ini pun masih terbagi menjadi 3 varian lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah masyarakat Banyuwangi membudidayakan durian merah ini juga tidak instan. Mereka sudah merintis sejak tahun 2007. Kabarnya, durian Banyuwangi adalah durian yang paling enak dari durian Kalimantan dan durian Malaysia.
Nama latin dari ketiga durian ini saja sudah berbeda. Durian Kalimantan bernama latin Durio kutejensis, durian merah Malaysia bernama Durio graviolens, dan durian Banyuwangi punya nama latin Durio zighetinus.
Mengapa durian merah Banyuwangi menjadi durian merah yang paling enak? Menurut pemerhati durian, durian merah Banyuwangi mendapat kandungan sulfur yang melimpah dari Gunung Ijen dan Gunung Raung.
Warna merah yang menarik perhatian ini juga masih simpang siur berasal darimana. Ada yang bilang, dahulu durian adalah makanan para raja-raja. Raja-raja antar daerah ini sering bertukar durian dari daerahnya masing-masing dan menanamnya di daerahnya. Warna merah ini diprediksi berasal dari perkawinan silang dan varietas unggul durian para raja.
Konon durian bagus untuk vitalitas pria karena mengandung zat afrodisiak, tifohormon, dan titosteron. Tidak seperti durian yang berwarna kuning pucat dan putih yang didominasi zat gula dan karbohidrat, warna merah dari durian abang mengandung zat bernama serotonin. Zat ini bisa mengobati insomnia, juga antosianin yang mencegah penuaan dini.
(tan/odi)