Penemuan ini diungkap oleh sejarahwan J.J Rizal dalam diskuisi panel “Peluang dan Tantangan Kuliner Nusantara untuk Masuki Peta Kuliner Dunia’ yang digelar oleh Kecap Bango, PT Unilever Indonesia kemarin (5/3).
Catatan tentang makanan diketemukan pada prasasti Gondosuli dari abad 9. Dalam prasati ini disebutkan tentang pindan, gulay, hasem-haseman. Makanan ini disajikan saat pulang dari perang untuk para kera (rakyat).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
‘ Makanan rakyat biasa seperi pindang, hingga kini masih bisa ditemui di berbagai daerah di Jawa, bahkan dalam beragam versi, Justru makanan para raja sama sekai punah,’ demikian tutur J.J Rizal.
Karenanya ada dugaan makanan rakyatlah yang menjadi asal muasal makanan para raja. Mengingat rakyat kerajaan selalu diminta untuk menyetorkan hasil pertanian dan makanan enak pada para raja sebagai upeti.
Prasati Gandasuli hingga kini masih bisa dilihat pada reruntuhan Candi Gondosuli di desa Gondosulu, kecamatan Bulu, Temanggung Jawa Tengah. Merupakan prasasti peninggalan kerajaan Mataram Kuno.
Prasati yang dibuat oleh Rakai Rakarayan Patapan Pu Palar, adik ipar raja Mataram, Rakai Garung. Ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dengan aksara Kawi dengan catatan tahun 792 M.
Terdiri dari dua keping batu Gandasuli I (Dang pu Hwang Glis) dan Gandasuli II (Sanghyang Wintang). yang terdiri dari lima baris dan berisi tentang filsafat dan ungkapan kemerdekaan serta kejayaan Syailendra.
(odi/odi)