Kue kering khas Aceh ini memiliki bentuk seperti bunga. Warna dasarnya putih pucat dengan dua bagian kelopak diberi corak hijau dan merah. Peunajoh tho bungong kayee memiliki tekstur keras dan rasa yang sangat manis.
Bungong kayee atau bunga kayu merupakan kue tradisional yang banyak ditemui di wilayah pantai barat Aceh. Selain bunga, ada pula yang berbentuk daun. Kue tradisional Aceh ini merupakan jenis peunajoh tho atau kue kering.
Kue berlapis gula ini umumnya dijadikan hantaran atau bawaan saat berkunjung. Seperti prosesi pernikahan, acara keluarga, kegiatan adat, hingga kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mempercantik, pewarna makanan hijau dan kuningpun dioleskan di beberapa bagian lekukan kue.Selanjutnya adonan berbentuk bunga ini digoreng dalam minyak banyak.
Yang pertama, minyaknya tak boleh terlalu panas. Kue diaduk-aduk hingga mengembang perlahan. Setelah ditiriskan, kue digoreng kembali dalam minyak panas dan banyak hingga kering. Kuepun ditiriskan hingga dingin benar.
Untuk melapisi kue, campuran air dan gula dimasak dalam wajan sampai agak mengental. Kue yang sudah ditiriskan lalu dicelup dalam larutan gula dan diangkat dan didiamkan hingga kering.
Kini tak terlalu banyak orang membuat kue kering ini. Karena pembuatannya harus benar-benar teliti. Tiap kuntum bunga ditekuk dan diwarnai satu per satu. Jika akan memakai kue ini untuk upacara biasanya dipesan jauh-jauh hari sebelumnya.
Kue ini biasanya dirangkai dalam baki sehingga terlihat cantik. Bungong kayee dijual di toko kue tradisional dengan harga bervariasi. Tergantung isi per paketnya. Karena disalut gula, kue ini rasnya renyah manis dan tahan lama.
Β
(msa/odi)