Protes Soal Limbah Makanan, Pria Ini Kumpulkan Sampah di Eropa untuk Dimakan

Limbah Makanan

Protes Soal Limbah Makanan, Pria Ini Kumpulkan Sampah di Eropa untuk Dimakan

- detikFood
Kamis, 03 Jul 2014 06:43 WIB
Foto: lafaimdumonde2014
Jakarta - Isu limbah makanan kini semakin menarik perhatian dunia. Seperti pria asal Prancis yang melakukan aksi protesnya dengan cara mengonsumsi makanan yang sudah dibuang.

Baptiste Dubanchet (25) dari kota Tours seorang pencinta lingkungan yang bergelar master di bidang pembangunan berkelanjutan. Dalam usaha memerangi limbah makanan, dia melakukan perjalanan menggunakan sepeda dari Paris ke Warsawa, Polandia hanya untuk mengumpulkan makanan dari tempat sampah.

Makanan yang dibuang supermarket, restoran dan bakery dipilihnya kemudian dikonsumsi. Meski idenya terdengar ekstrim namun dia merasa itulah satu-satunya cara untuk menarik perhatian masyarakat terkait besarnya limbah makanan di seluruh Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai bagian dari tantangan yang dimulai 15 April, Dubanchet mengayuh sepeda setidaknya 60 km sehari dan melewati berbagai kota di Eropa. Sejauh ini dia sudah berhenti di Luxembourg, Belgia, Belanda, Republik Ceko dan Jerman.

Dalam perjalanannya, Dubanchet melihat begitu banyak limbah makanan terbuang. Di tempat sampah dapat ditemukan banyak kentang, buah-buahan, hingga yogurt. Terkadang tempat sampah berukuran 500 liter atau 1000 liter diisi dengan banyak makanan yang masih layak konsumsi.

Dubanchet menyebutkan mencari makanan dari tempat sampah kesulitannya berbeda-beda di tiap kota. Beberapa pekerja mengatakan bahwa makanan di tempat sampah sudah tak layak makan karena itu dilakukan pembuangan.

Menurutnya yang paling sulit saat di Pilsen, Republik Ceko. Sebab masyarakat di sana menganggap mengambil sampah sama dengan tunawisma. Dubanchet pun perlu berkeliling 50 tempat sampai akhirnya dia bisa makan. Adapun kota Berlin merupakan tempat termudah mendapat makanan.

Dia juga mendatangi toko lokal dan restoran untuk menanyakan apakah mereka memberi makanan yang mungkin akan dibuang. Sebab dia harus mencari makanan dengan cepat untuk meneruskan perjalanan.

Ide dari proyek Dubanchet tersebut muncul saat dia mengunjungi Kolombia, Asia Tenggara dan Tahiti. Kemiskinan ekstrim di wilayah ini memberi dampak besar padanya. Dia memutuskan melakukan sesuatu untuk menunjukkan berapa banyak makanan yang dibuang masyarakat Eropa. Padahal di belahan dunia lainnya masih banyak yang mengalami kemiskinan.

"Kita mengimpor sangat banyak makanan, sebagai contoh nasi, sehingga harganya menjadi tinggi di negara-negara miskin. Pada akhirnya kita hanya membuang-buang makanan itu," tutur Dubanchet..

Pesan yang ingin diberikan Dubanchet sebenarnya sangat sederhana yaitu "less is more". Menurutnya, jika produksi dilakukan lebih sedikit maka makanan akan menjadi lebih berharga.

Misi yang dilakukan Dubanchet bertepatan dengan ' Year against Food ' yang dipimpin Parlemen Eropa. Ini menjadi bagian usaha Parlemen Eropa mengurangi setengah dari limbah makanan di Eropa pada tahun 2025.

(odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads