Menurut School Nutrition Association (SNA), pembuangan makanan di sekolah meningkat hingga 100 persen. Hal ini disebabkan karena kebanyakan siswa tidak menyukai menu makanan yang disajikan.
Seperti yang dilansir dalam Action News Jax (13/06/2014), SNA mengatakan bahwa siswa membuang $ 3,8 juta atau sekitar 44,8 milyar dalam produksi makanan setiap hari. Jika dikonversi dalam setahun ada sekitar $684 juta atau sekitar Rp. 8 triliun jumlah dari sisa makan siang yang terbuang.
"Hampir 15.000 siswa di Florida tidak habis menyantap makan siang mereka di sekolah setiap hari. Selain itu, penurunan partisipasi siswa dalam program makan siang sekolah nasional telah mengurangi pendapatan untuk program makan siang sehat di sekolah," tutur Pratt Heavner dari SNA.
"Hal ini memang tidak mudah. Kita hanya perlu memberikan waktu pada anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan rasa makanan. Juga memberikan waktu untuk industri makanan menciptakan produk sehat yang disukai siswa," jelas Sean Prebatt selaku food service director untuk St. Johns Country Schools.
Dalam situs Indiana Public Media, untuk menyiasati hal ini, ada beberapa alternatif pilihan yaitu dengan memodifikasi makanan sehat menjadi makanan yang lebih mudah disukai anak. Atau mengolah makanan menjadi kompos.
Dalam studi yang dilakukan oleh The Minnesota Pollution Control Agency menunjukkan bahwa pengomposan secara signifikan dapat membantu sekolah mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
(lus/odi)