7 Hewan Ini Terancam Punah Karena Jadi Santapan Manusia di Berbagai Negara

7 Hewan Ini Terancam Punah Karena Jadi Santapan Manusia di Berbagai Negara

- detikFood
Sabtu, 07 Jun 2014 14:06 WIB
7 Hewan Ini Terancam Punah Karena Jadi Santapan Manusia di Berbagai Negara
Foto: Getty Images
Jakarta - Makanan eksotis adalah bagian dari budaya wilayah tertentu. Namun, hal ini seringkali bertentangan dengan masalah kelestarian hewan. Konsumsi sirip hiu dan lumba-lumba misalnya, sering jadi sasaran protes kelompok pembela hak hewan.

Selain kedua hewan tersebut, inilah hewan lain yang jadi konsumsi manusia di berbagai belahan dunia namun kini terancam punah, seperti dikutip dari CNN (29/05/2014):


Foto: Getty Images

1. Ortolan (Prancis)

Foto: Getty Images
Ortolan (Emberiza hortulana) adalah burung bersuara merdu yang bisa ditemukan di seluruh Eropa. Di Prancis yang memiliki salah satu populasi ortolan terbesar, burung mungil ini disantap bulat-bulat.

Ribuan burung ortolan dibunuh secara ilegal setiap tahunnya demi memuaskan hasrat para pecinta kuliner dan mendapat keuntungan. Perserikatan Nasional Konservasi Alam (IUCN) memperkirakan jumlah spesies ini sudah berkurang 30% selama satu dasawarsa terakhir.

1. Ortolan (Prancis)

Foto: Getty Images
Ortolan (Emberiza hortulana) adalah burung bersuara merdu yang bisa ditemukan di seluruh Eropa. Di Prancis yang memiliki salah satu populasi ortolan terbesar, burung mungil ini disantap bulat-bulat.

Ribuan burung ortolan dibunuh secara ilegal setiap tahunnya demi memuaskan hasrat para pecinta kuliner dan mendapat keuntungan. Perserikatan Nasional Konservasi Alam (IUCN) memperkirakan jumlah spesies ini sudah berkurang 30% selama satu dasawarsa terakhir.

2. Penyu laut hijau (Kepulauan Cayman)

Foto: Getty Images
Penyu laut hijau (Chelonia mydas) adalah makanan nasional Kepulauan Cayman. Penduduknya boleh mengonsumsi dan beternak hewan tersebut, namun impor, penjualan, dan pengangkutannya di Amerika Serikat dilarang.

Penduduk setempat mungkin bergantung pada daging kura-kura untuk mencari nafkah dan untuk alasan budaya. Namun, berkurangnya jumlah penyu dan kondisi peternakan legal satu-satunya di Kepulauan Cayman yang banyak diprotes membuat para turis sebaiknya menghindari konsumsi hewan yang terancam punah ini.

2. Penyu laut hijau (Kepulauan Cayman)

Foto: Getty Images
Penyu laut hijau (Chelonia mydas) adalah makanan nasional Kepulauan Cayman. Penduduknya boleh mengonsumsi dan beternak hewan tersebut, namun impor, penjualan, dan pengangkutannya di Amerika Serikat dilarang.

Penduduk setempat mungkin bergantung pada daging kura-kura untuk mencari nafkah dan untuk alasan budaya. Namun, berkurangnya jumlah penyu dan kondisi peternakan legal satu-satunya di Kepulauan Cayman yang banyak diprotes membuat para turis sebaiknya menghindari konsumsi hewan yang terancam punah ini.

3. Trenggiling (Tiongkok)

Foto: Getty Images
Trenggiling (Pholidota), hewan mirip kadal namun tubuhnya seperti dilapisi lempengan baja, ternyata jadi santapan masyarakat Tiongkok. Hewan ini pemalu, penyendiri, dan beraktivitas di malam hari sehingga sulit memperkirakan jumlahnya.

Namun, jaringan perdagangan hewan liar TRAFFIC melaporkan bahwa tingginya permintaan daging trenggiling telah jauh mengurangi populasinya. Bahkan, Tiongkok kini melirik trenggiling Afrika untuk memenuhi permintaan pasar Asia.

3. Trenggiling (Tiongkok)

Foto: Getty Images
Trenggiling (Pholidota), hewan mirip kadal namun tubuhnya seperti dilapisi lempengan baja, ternyata jadi santapan masyarakat Tiongkok. Hewan ini pemalu, penyendiri, dan beraktivitas di malam hari sehingga sulit memperkirakan jumlahnya.

Namun, jaringan perdagangan hewan liar TRAFFIC melaporkan bahwa tingginya permintaan daging trenggiling telah jauh mengurangi populasinya. Bahkan, Tiongkok kini melirik trenggiling Afrika untuk memenuhi permintaan pasar Asia.

4. Echidna Barat bermoncong panjang (Papua Nugini)

Foto: Getty Images
Echidna Barat bermoncong panjang (Zaglossus bruijni) adalah satu dari hanya dua mamalia di dunia yang bertelur selain platypus. Hewan asli Papua Nugini inipun menjadi kunci memahami evolusi mamalia. Sayangnya, hewan tersebut terancam punah karena dikonsumsi manusia.

Pemerintah Papua melarang perburuan echidna komersil namun masih memperbolehkan perburuan tradisional dengan anjing. Kini hewan tersebut sangat langka di Papua. Meski demikian, program pengembangbiakkan sedang dilakukan di negara lain untuk mengamankan keberadaan spesies ini.

4. Echidna Barat bermoncong panjang (Papua Nugini)

Foto: Getty Images
Echidna Barat bermoncong panjang (Zaglossus bruijni) adalah satu dari hanya dua mamalia di dunia yang bertelur selain platypus. Hewan asli Papua Nugini inipun menjadi kunci memahami evolusi mamalia. Sayangnya, hewan tersebut terancam punah karena dikonsumsi manusia.

Pemerintah Papua melarang perburuan echidna komersil namun masih memperbolehkan perburuan tradisional dengan anjing. Kini hewan tersebut sangat langka di Papua. Meski demikian, program pengembangbiakkan sedang dilakukan di negara lain untuk mengamankan keberadaan spesies ini.

5. Kodok parit raksasa (Dominica dan Montserrat)

Foto: Getty Images
Daging amfibi besar yang juga dikenal dengan sebutan 'ayam gunung' (Leptodactylus fallax) ini populer di restoran-restoran Karibia. Namun, populasinya berkurang 80% selama 10 tahun terakhir.

Menurut IUCN, sejak 2002 36.000 ekor kodok jenis ini dibunuh setiap tahunnya. Lembaga tersebut memperkirakan kini hewan yang digolongkan terancam punah tersebut hanya tersisa 8.000 ekor.

5. Kodok parit raksasa (Dominica dan Montserrat)

Foto: Getty Images
Daging amfibi besar yang juga dikenal dengan sebutan 'ayam gunung' (Leptodactylus fallax) ini populer di restoran-restoran Karibia. Namun, populasinya berkurang 80% selama 10 tahun terakhir.

Menurut IUCN, sejak 2002 36.000 ekor kodok jenis ini dibunuh setiap tahunnya. Lembaga tersebut memperkirakan kini hewan yang digolongkan terancam punah tersebut hanya tersisa 8.000 ekor.

6. Gorila (Republik Kongo)

Foto: Getty Images
Gorila nyaris punah karena diperkirakan setiap tahun 400 ekor gorila dibunuh demi konsumsi manusia. Di kota seperti Pointe Noire, Republik Kongo, daging gorila asap dijual secara terbuka namun ilegal di pasaran. Dengan tingkat reproduksi gorila yang rendah, perburuan sedikit saja bisa membahayakan populasinya.

6. Gorila (Republik Kongo)

Foto: Getty Images
Gorila nyaris punah karena diperkirakan setiap tahun 400 ekor gorila dibunuh demi konsumsi manusia. Di kota seperti Pointe Noire, Republik Kongo, daging gorila asap dijual secara terbuka namun ilegal di pasaran. Dengan tingkat reproduksi gorila yang rendah, perburuan sedikit saja bisa membahayakan populasinya.

7. Salamander raksasa Tiongkok (Tiongkok)

Foto: Getty Images
Salamander raksasa Tiongkok (Andrias davidianus) adalah spesies amfibi terbesar, tinggal di danau dan sungai di selatan Tiongkok. Hewan ini diperdagangkan sebagai makanan dengan harga US$1.000 (Rp 11,8 juta) per buah. Selama 30 tahun terakhir, perburuan salamander jenis ini mengurangi populasinya sebanyak 80% sampai digolongkan terancam punah oleh IUCN.

Tak hanya mengancam populasinya, perburuan besar-besaran juga menghambat pertumbuhan salamander. Para ilmuwan percaya bahwa karena para pemburu memilih salamander yang besar, hewan ini tak lagi tumbuh lebih dari 1,8 meter panjangnya.

7. Salamander raksasa Tiongkok (Tiongkok)

Foto: Getty Images
Salamander raksasa Tiongkok (Andrias davidianus) adalah spesies amfibi terbesar, tinggal di danau dan sungai di selatan Tiongkok. Hewan ini diperdagangkan sebagai makanan dengan harga US$1.000 (Rp 11,8 juta) per buah. Selama 30 tahun terakhir, perburuan salamander jenis ini mengurangi populasinya sebanyak 80% sampai digolongkan terancam punah oleh IUCN.

Tak hanya mengancam populasinya, perburuan besar-besaran juga menghambat pertumbuhan salamander. Para ilmuwan percaya bahwa karena para pemburu memilih salamander yang besar, hewan ini tak lagi tumbuh lebih dari 1,8 meter panjangnya.
Halaman 2 dari 16
(fit/odi)

Hide Ads