Buah dengan nama latin Citrus Medica var. sarcodactylis ini memiliki berbagai macam sebutan di beberapa daerah, seperti bushukan (Jepang), tangan dewa (Jakarta), kuku macan (Aceh), dan hiong-I (China dan Myanmar). Buah ini merupakan keluarga jeruk. Pohon buah ini termasuk dalam pohon perdu yang tumbuh di semak-semak.
Berbentuk seperti jari-jari tangan manusia dan berwarna kuning cerah. Jumlah jarinya beragam, mulai dari 5 sampai 25 jari. Konon katanya, semakin banyak jumlah jarinya, semakin beruntung pemilik buah ini.
Sebenarnya, bentuk jari ini adalah penonjolan dari kulit buah yang tebal dan berbenjol-benjol, lalu memanjang menjadi sebuah bentuk yang menyerupai tangan.
Padahal tangan buddha ini hampir tidak memiliki daging buah. Sering juga tidak memiliki air dan biji. Secara keseluruhan, isi buah ini hanya berupa kulit. Kulit ini mengandung minyak atsiri sehingga baunya sangat tajam dan rasanya getir. Daging buahnya sangat sedikit, berwarna putih, dan rasanya asam.
Meski tidak bisa dimakan langusng, buah ini memiliki berbagai kegunaan. Kulit buah bisa dipotong dan diiris. Dijadikan campuran salad atau hidangan ikan. Bisa juga dipakai untuk melumuri ikan agar tidak berbau amis. Selain itu, buah ini juga sering digunakan sebagai campuran dalam pembuatan permen, es krim, dan yoghurt untuk memberikan sentuhan rasa asam.
Di China dan Jepang, buah ini sering digunakan sebagai pengharum ruangan atau pengharum pakaian karena bau segarnya. Bisa pula dijadikan sebagai manisan dan hiasan kue, seperti sukade (manisan kulit jeruk sitrus).
Sering juga digunakan sebagai bahan obat tradisional, seperti menyembuhkan maag, memperbaiki pencernaan makanan, dan menghilangkan masuk angin. Rebusan kuncup daunnya bisa untuk mengobati cacingan.
Selain sebagai campuran masakan dan obat, tangan buddha juga sering dipakai untuk upacara keagamaan. Namun, banyak dari para penggemar tanaman mengoleksinya sebagai tanaman hias karena bentuknya yang unik dan warnanya yang cantik.
(odi/odi)