Untuk sapi lokal, terdapat beberapa jenis sapi yang sering diternakkan untuk dagingnya. Sapi lokal termasuk ke dalam rumpun bangsa Zebu dengan ciri-ciri punuk diatas pangkal leher, telinga lebar, kulit kendur.
Jenis sapi lokal yang banyak didagangkan adalah sapi Bali atau banteng (Bos Sondaicos), sapi madura yang merupakan persilangan Bos Indicus (Zebu) dengan Bos Sondaicus (Banteng), dan sapi ongole yang diternakkan secara alami di pulau Sumba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sapi lokal, sapi impor juga banyak peminat nya. Sapi impor yang masuk ke Indonesia kebanyakan berasal dari Amerika Serikat, New Zealand, dan Australia. Jenis sapi yang didatangkan biasanya berasal dari jenis brahman cross atau Australian comercial cross.
Juga sapi brahman dari India yang diimpor ke Amerika tahun 1849 dan masuk Indonesia tahun1947. Sapi simmental yang berasal dari lembah Simmental, Swiss juga banyak diternak lalu diekspor dari Australia dan New Zealand.
Ada pula daging sapi Angus yang masuk ke Indonesia melalui Selandia Baru. Sapi yang merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross) ini mempunyai ukuran daging yang besar. Dari King Ranch, Texas, Amerika Serikat terdapat sapi Santa Gertrudis yang masuk mulai tahun 1973 hasil persilangan Brahman dan Shorthorn.
Menurut penuturan Chef Stevu Santoso kepada Detikfood (17/12/2013) , perbedaan pakan dan lingkungan tumbuh sapi sangat berpengaruh pada rasa dan tekstur daging. “Umumnya sapi Amerika diberi pakan jagung, sementara sapi New Zealand dan Australia ada yang diberi pakan grass feed atau biji-bijian. Selain itu breeding sapi juga mempengaruhi tingkat kelembutan dan rasa,” tutur Chef Stevu.
Selain dari negara barat, daging sapi dari Jepang juga banyak disukai orang Indonesia. Beberapa yang paling populer adalah daging sapi wagyu dan daging kobe. Keduanya terkenal dengan marbling atau garis lemaknya yang menyebabkan tekstur daging sangat lembut.
(fit/odi)