Empat tahun lalu, tim peneliti tersebut menemukan jejak merkuri di daging sembilan spesies ikan hingga ke area North Pacific Subtropical, ekosistem terbesar di planet bumi. Dalam hasil yang dipublikasikan di Nature Geoscience mereka menemukan jejak bukti batu bara pada spesies ikan laut dalam.
Walaupun kandungan bernama monomethylmercury sudah diuraikan oleh sinar matahari, pengaruhnya berasal dari mikroba yang mengubah elemental merkuri menjadi merkuri organik. Sekitar 80 persen merkuri organik di jaringan tubuh ikan laut dalam dibentuk oleh bakteria dari partikel yang tenggelam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βHal yang mengejutkan saat kami menghilangkan jejak merkuri organik, kami mendapatkan kecocokan antara elemen merkuri di atmosfir dan komposisi isotopic dalam ikan,β tutur Brian Popp, anggota tim peneliti dari University of Hawaii kepada LA Times (05/09/2013).
Sebelumnya ada spekulasi yang menyatakan merkuri bersumber dari endapan dari pantai yang mengarah ke laut terbuka. Tapi, hasil studi menunjukkan sumber utama merkuri berasal dari atmosfir yang diduga berasal dari pabrik di area Asia.
Angin membawa atmosfir merkuri dari Asia, dimana negara seperti China menggunakan batu bara sebagai pembangkit tenaga listrik. Studi sebelumnya menunjukkan penurunan tingkat merkuri organik pada ikan laut dalam samudra Atlantik di area yang berdekatan dengan negara dimana emisi merkuri telah dikurangi.
Merkuri telah dikenal bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada manusia dan wanita. Pada tahun 1956, 2.000 orang mengalami keracunan merkuri di Minamata, Jepang setelah insiden kebocoran methylmercury ke limbah pabrik. Bangkai ikan muncul dipermukaan air dan masyarakat mulai kehilangan kemampuan bergerak dan kognitif, hingga muncul kasus kematian.
(dni/odi)