Tetsu Otsuro dari Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa pemerintah Jepang baru saja memulai proses sertifikasi halal. Perusahaan Jepang pun mulai menguji coba dan melakukan ekspor makanan halal dalam jumlah kecil.
"Kami baru saja mulai, tapi sangat terbatas," ujar Otsuru, seperti dilansir dari Manila Bulletin (14/02).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Jepang belum banyak mengekspor produk pertaniannya ke wilayah ASEAN. Kebanyakan ekspornya ke Asia Timur seperti China, Hong Kong dan Korea.
Mie Katsuno, kepala Traditional Dietary Cultures Office dari Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, mengatakan badan pertanian saat ini sudah memberikan perhatian lebih pada bidang halal. Karena punya peluang besar untuk ekspor.
Katsuno menambahkan bahwa Japan sangat spesifik dalam promosi produk pertaniannya. Badan pertanian melakukan pertemuan khusus untuk tiap barang ekspor. Kini, halal ikut dimasukkan dalam bagian promosinya.
Salah satu produsen makanan Jepang yang mulai serius melihat pasar halal adalah Starzen Meat Processor Co. Ltd. Starzen sekarang baru melakukan ekspor ke Dubai. Perusahaan ini memang sudah mendapat sertifikasi halal dari Qatar dan Dubai untuk ekspor dagingnya.
Takeshi Ino, general manager departemen ekspor perusahaan, menyebut pemerintah Jepang telah berdiskusi dengan Brunei untuk memulai negosiasi bilateral. Kedepannya mereka ingin masuk pasar Brunei karena bagusnya daya beli masyarakat di sana.
Starzen juga melirik Indonesia sebagai negara muslim terbesar di ASEAN, untuk kemungkinan ekspor halal.
Dengan adanya perluasan pasar makanan, pemerintah Jepang berharap hidangan khas negaranya ikut makin populer di luar negeri. Di Asia saja saat ini sudah ada 45.300 restoran Jepang.
(msa/odi)