Jepang semakin mengembangkan industri halal. Restoran-restoran pun ikut berlomba menyediakan makanan sesuai aturan Islam.
Biasanya restoran halal di luar negeri menyajikan makanan khas Timur Tengah atau India. Tapi kini ada juga restoran sushi di Jepang yang ikut menyediakan menu halal. Seperti restoran Sushi Ken di Asakusa, Tokyo.
Dalam laporan Channel News Asia (03/01), restoran itu termasuk salah satu yang masuk ke pasar makanan halal dalam usaha mengembangkan bisnisnya. Sebab kian banyak pengunjung dari negara dominan muslim seperti Indonesia dan Malaysia yang datang ke Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Jepang, tempat yang membuat bumbu halal sangat terbatas. Saya sempat kesulitan mendapatkannya. Ikan sendiri tidak masalah. Tapi masalah lainnya adalah makanan olahan," tutur manajer Sushi Ken, Masao Ito.
Untungnya, restoran bisa mendapatkan alternatifnya. Sushi Ken misalnya meracik acarnya dengan bumbu buatan sendiri. Sushi lobaknya pun bercitarasa sedikit berbeda, namun tetap enak. Mereka memakai soy sauce dan cuka halal, walau restoran belum mendapat sertifikasi halal.
Di restoran lainnya, Yakiniku Panga, yang menjual daging panggang, pemiliknya melakukan usaha lebih besar lagi demi mendapat sertifikasi halal.
"Mereka harus mengubah seluruh bahan dan peralatan masak," ujar ketua Japan Halal Foundation, Mohamed Nazer, kepada Channel News Asia.
Restoran di Taito ini sampai menyiapkan seluruh dapur barunya agar bisa memenuhi pengolahan daging halal. Menurut manajer restoran, biaya pembuatan dapur itu sangat mahal walau ia tak mengungkapkan jumlah pastinya.
"Jika semua berjalan lancar, kami ingin menjadi penjual daging halal grosir untuk mengembangkan bisnis," ucap Hiroaki Sato, manajer Yakiniku Panga.
Restoran pun akhirnya mendapat sertifikasi halal yang bisa menarik pengunjung muslim. Apalagi masjid Okachimachi terletak tak jauh dari lokasi restoran.
Sementara itu, kini di Taito Ward yang meliputi distrik Asakusa dan Ueno, sudah ada 17 restoran bersertifikat halal. Ini merupakan langkah besar dibanding ketika dulu hanya ada restoran India yang menyediakan makanan halal. Perubahan tersebut sebagian karena adanya subsidi mencapai $820 (Rp 11,3 juta) yang ditawarkan pemerintah kota setempat sebagai bagian rencana yang dimulai bulan Oktober.
"Ketika Anda berwisata, Anda ingin menikmati makanan negara dan wilayah itu, dan menyedihkan jika tak bisa dilakukan di Taito ward. Kami menawarkan banyak makanan enak. Sehingga kami memutuskan untuk menciptakan lingkungan dimana Muslim bisa menikmatinya tanpa khawatir," jelas direktur pariwisata di Kota Taito, Takuji Kwai.
Memang semakin banyak pemerintah lokal di Jepang berusaha meningkatkan bisnisnya untuk melayani pengunjung muslim. Contohnya pada pameran halal di Jepang yang berlangsung sukses. Ada kenaikan partisipan pameran dari 80 tahun 2014 jadi 120 pada tahun 2015.
"Jepang bukan negara muslim jadi pasarnya sangat kecil. Ini berangsur-angsur meluas. Tapi ini tergantung jumlah pengunjung Muslim di Jepang. Saya harap lebih banyak produsen makanan dan eksportir pergi ke kota untuk menemukan pasar barunya, pasar muslim," pungkas Yoshichika Terasawa, ketua komite eksekutif Japan Halal Expo.
(msa/odi)