Merek-merek terkenal seperti Cadbury, Sanitarium, Kellogg's, Byron Bay Cookies, serta Four 'N Twenty yang sudah bersertifikat halal menjadi target kampanye negatif yang digagas mantan kandidat partai politik One Nation, Mike Holt.
Khusus Cadbury, Holt menciptakan kampanye 'buy-cott'. Para pelanggan diajak membeli produknya, membuka kemasannya, lalu meminta uang mereka dikembalikan. Alasannya, memakan makanan bersertifikat halal menyinggung kepercayaan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Guardian Australia (11/11/2014), Holt mengatakan bahwa halal adalah 'pajak relijius' yang tak sesuai konstitusi yang 'dipaksakan tanpa persetujuan siapapun dan tanpa referendum'.
Sebuah perusahaan kecil di Australia, Fleurieu Milk and Yoghurt, mengumumkan akan melepas sertifikat halal setelah ditekan di media sosial. Keputusan ini mengakibatkan perusahaan tersebut kehilangan kontrak senilai $50.000 (Rp 610 juta) dengan maskapai penerbangan Emirates.
Namun menurut James Matthews, juru bicara Australian Food and Grocery Council yang mewakili produsen cokelat dan produk lain, tidak ada gerakan menentang sertifikasi halal di antara anggota dewan.
"Kampanye ini salah informasi," kata Matthews sambil menambahkan bahwa biaya sertifikasi halal tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pasar Islam senilai $1,6 triliun di seluruh dunia.
Matthews memahami sentimen kuat tersebut karena 'semua orang makan dan punya pendapat tentang makanan'. Namun, menurut ia, kebanyakan kritik terhadap sertifikasi halal hanya memiliki satu sudut pandang dan tak tertarik memahami realitas sebenarnya.
Pengkritik seperti Holt dan Kirralie Smith, wanita yang berada di balik website Halal Choices, mengklaim bahwa biaya sertifikasi halal bisa digunakan untuk membiayai terorisme. Bagaimanapun juga, Smith mengaku bahwa ia tak punya bukti atas klaim tersbeut.
"Wajar saja menanyakan ke mana uang tersebut lari. Tak ada penyelidikan sampai titik itu. Menurut saya, perlu ada investigasi," ujar Smith saat diwawancarai radio ABC pada Selasa (11/11/2014).
Mohammad Khan, kepala lembaga sertifikasi Halal Australia, mengatakan bahwa perusahaannya tunduk pada peraturan ketat dan persyaratan pelaporan, seperti bisnis pada umumnya. Matthews juga menambahkan bahwa lembaga sertifikasi halal terikat hukum Australia, termasuk aturan tentang pembiayaan terorisme.
(fit/odi)