Makanan ini ditemukan sejak masa kejayaan Dinasti Qin yaitu sekitar 221-207 SM. Meski sudah berumur panjang, makanan ini masih menjadi jajanan pinggir jalan kegemaran masyarakat di Tiongkok.
Rou Jia Mo sebenarnya bukan makanan asli orang muslim di Xian. Karena makanan ini ditemukan di sana sebelum adanya Islam. Dulunya daging yang dipakai sebagai isian adalah babi. Namun masyarakat muslim menggantinya dengan daging sapi, kambing, atau domba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mo dipanggang sampai berwarna kecokelatan. Tekstur mo yang baik setelah dipanggang adalah yang renyah di bagian luar dan lembut di bagian dalam. Saat digigit akan terasa renyah dan enak.
Roti ini diisi dengan daging cincang yang dimasak bersama rempah, seperti cabai, jinten, dan lada Sichuan. Kemudian daging tersebut dicampur dengan paprika, ketumbar, selada, dan isian lainnya sesuai selera.
Rou Jia Mo sangat enak dimakan selagi hangat. Rotinya renyah dengan isian daging yang juicy gurih. Umumnya burger ini dijual di Hui Min Jie atau Muslim Quarter yang merupakan wilayah pemukiman muslim di Xian.
Para pedagang biasanya menjual Rou Jia Mo pada sore hari di pasar kuliner pinggir jalan, baik saat Ramadan maupun hari biasa. Rou Jia Mo dijual dengan harga 6 yuan (Rp 11.000) di hampir seluruh wilayah Tiongkok.
(fit/odi)