Inilah Proses Penyembelihan Sapi Bersertifikat Halal di Australia

Inilah Proses Penyembelihan Sapi Bersertifikat Halal di Australia

- detikFood
Selasa, 18 Feb 2014 18:13 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Australia adalah salah satu eksportir produk pangan halal terbesar di dunia. Daging sapi berlogo halal asal Negeri Kanggurupun mudah ditemukan di Indonesia. Sebenarnya, seperti apa proses pemotongan hewan di rumah jagal bersertifikat halal di Australia?

Akhir tahun lalu, sekumpulan jurnalis kuliner dan gaya hidup dari Timur Tengah diundang Meat and Livestock Australia berkunjung ke negara tetangga Indonesia ini. Mereka menyaksikan sendiri proses penjagalan sapi sehingga menghasilkan produk sapi halal.

Mohammed Alshoaiby dari situs Saudi Gazette menuliskan pengalamannya, seperti dikutip situs Halal Focus (02/01/2014). Ia dan rekan-rekannya diajak ke peternakan sapi Kerwee Feedlot di Queensland oleh sang pemimpin eksekutif, Lachie Hart.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sini, sapi-sapi dipelihara di kandang besar. Masing-masing diberi keterangan terkait jenisnya, makanannya, usianya, dll. Kerwee-pun mengembangkan sistem untuk memanfaatkan angin alami agar sapi merasa rileks.

Makanannya dipisah tergantung jenis sapinya. Misalnya, sapi Angus diberi makan padi-padian. Pakan tersebutpun dipisahkan dan ditumpuk berdasarkan jenisnya.

Setiap sereal dan padi-padian memiliki campuran vitamin dan mineral yang kompleks dan menyehatkan. Di lidah manusia, padi-padian ini memiliki rasa tajam, asin, pahit sampai rasa sereal yang lembut.

Dari Kerwee, para jurnalis pindah ke salah satu pabrik pengolahan sapi terbesar di Queensland, Stanbroke. Semua orang yang memasuki pabrik ini harus mengenakan helm pelindung, bot, sarung tangan, dan mantel.

Mereka dipandu menyaksikan proses secara terbalik, yakni mulai dari pengemasan, pemotongan daging, pengambilan tulang, pengeluaran isi perut, pengulitan, sampai penyembelihan.

Di tahap inilah Mohammed, muslim asal Maroko berkebangsaan Australia, mengucapkan 'Bismillah... Allahu akbar...". Ia tak sempat mengobrol dengan para pengunjung karena sibuk menyembelih ratusan sapi per hari.

Proses penyembelihan di Stanbroke banyak dipengaruhi penelitian Temple Grandin, dokter ilmu hewan asal Amerika, tentang kesejahteraan hewan. Ia menyarankan ternak digiring ke tempat penjagalan dengan barisan yang berkelok-kelok agar mereka tak stres saat disembelih.

Sapi lalu ditidurkan di ruang yang nyaman dan kepala mereka ditembak dengan pistol khusus agar pingsan. Staf lalu mengetes dengan menyentuh mata sapi. Jika berkedip, tandanya sapi masih sadar dan perlu dipingsankan sekali lagi. Setelah disembelih, sapi tersebut ditandai 'non-halal'. Jika hewan tidak merespons, sapi direbahkan di meja penjagalan dan disembelih dengan nama Allah.

Sapi yang sudah mati kemudian diperiksa oleh pakar halal untuk memastikan bahwa penyebab kematiannya adalah karena lehernya digorok, bukan karena tengkoraknya retak.

Dengan cepat tubuh sapi dikaitkan, digantung, lalu disetrum agar darahnya terkuras habis dan agar dagingnya terasa lebih empuk. Sapi lalu dikuliti, dibuang isi perutnya, dan dipotong-potong.

Potongan-potongan tersebut diperiksa skor marbling-nya (seberapa banyak lemak dalam daging), warna daging (dengan skala kemerahan), serta warna lemak (dari kuning yang terburuk sampai putih yang terbaik). Daging lalu ditandai dan dipindahkan ke bagian lain untuk dibuang tulangnya, dibagi per porsi, dan dikemas.

Kebersihan sangat diperhatikan di setiap tahap. Karyawan dan pengunjung harus mengenakan pakaian pelindung yang sudah disanitasi. Mereka juga harus mencuci tangan dan bot secara saksama sebelum melangkah ke kolam berisi air yang sudah disanitasi di pintu pabrik. Setiap karyawan juga memakai penutup rambut serta penutup janggut untuk yang berjanggut gondrong.

Glen Thompson dari Stanbroke menyebutkan bahwa regu pembersih siap membersihkan seluruh tempat pemotongan hewan dari setitik darah sekalipun hingga pukul 11 malam. Jadi tempat tersebut sudah bersih dan siap dipakai untuk shift berikutnya yang dimulai pagi-pagi sekali.

"Tak ada yang terbuang," kata Thompson. Darah sapi dijual ke berbagai perusahaan farmasi untuk riset, kulitnya dijual ke industri kulit, serta lemaknya dijual ke pabrik. Jeroan seperti lidah, otak, hati, mata, ginjal, dll juga dikemas dan dijual di pasaran.

Banyak produk daging sapi potong dari Stanbroke yang dipasarkan di Timur Tengah. Ekspor daging merah dari Australia ke Timur Tengah dan Afrika Utarapun tumbuh sebanyak 32% di tahun 2013 dengan nilai total sekitar 161.000 ton.

"Kami sangat serius mengerjakan proses halal," ujar Thompson. Jadi, konsumen makin yakin bahwa proses halal juga sangat menjaga kebersihan dan keamanan pangan.

(fit/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads