'Pull Me Up' Yang Bikin Penasaran

Cooking Class Tiramisu

'Pull Me Up' Yang Bikin Penasaran

- detikFood
Senin, 21 Apr 2008 10:31 WIB
Jakarta - Ya bukan hanya ditarik oleh rasa lembut dan pesona tiramisu, peserta cooking class pun dibuat sibuk 'membedah' resep tiramisu. Dari kehebohan mencicipi keju mascarpone, krim, cokelat, toffee, buah berry sampai mencicipi tiramisu hingga licin tandas! Jadi selain tangan sibuk mencatat, mulutpun tak henti bergoyang. Nyam..nyam..mamma mia!

Acara cooking class dimulai sang Exeutive chef, Bruno Bohl dengan keributan kecil. Ternyata, semua peserta ingin duduk paling dekat dengan sang chef. Jadilah kursi-kursipun yang sudah ditata apik di JW Lounge pun dibuat melingkar rapat. "Jadi jelas dan anget..," demikian komentar para peserta.

"Siapa yang tahu dari mana asal tiramisu? Apa arti kata tiramisu?," demikian pertanyaan pembuka dari chef Bruno. "Tiramisu dari Italia dan artinya 'pull me up' atau 'tariklah aku'," jelas sang chef. Wah, ini pasti gara-gara rasa tiramisu yang lembut aduhai membuat orang serasa ditarik ke dalam gelombang rasa yang lezat!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang penting saat mengocok kuning telur dan gula dengan cara au bain marie ini suhu tidak boleh terlalu tinggi. Kalau terlalu panas nanti kita akan mendapatkan scrambled egg bukan saus zabaglione yang lembut," demikian chef Bruno memberikan tips sambil mengocok sausnya. Setelah lembut, barulah saus dicampur dengan keju mascarpone dan whipped cream.

Saat ditawari untuk mencoba, dua orang pesertapun langsung maju, mencoba mengaduk langsung adonan krim. "Nggak sulit kok, ringan aja ternyata," demikian komentar mereka. "Chef, apakah boleh mengocoknya pakai mikser listrik? Apakah bisa adonan disimpan di kulkas dulu? Berapa lama bisa disimpan?," peserta tak henti memberondongi chef Bruno yang didampingi sang pastry chef, Muttaqien.

Rasa penasaran pesertapun diobati dengan kesempatan mencicipi krim yang sudah siap. "Hmm...enak ya...," demikian komentar mereka sambil tetap memegangi sendok teh. Siap-siap buat mencicip lagi!

Tiap detil bahan pun dibeberkan cara membuatnya, mulai dari sirop kopi, simple syrup, sirop matcha, lady fingers hingga berry compote alias setup buah berry. "Lady fingers bisa dicetak bentuk bulat panjang, tapi kalau mau praktis bisa dicetak dalam loyang datar saja lalu dipotong-potong bundar kecil seperti ini," jelas chef Bruno. "Kalau malas motong yang dicetak langsung bulat-bulat saja," tambah chef Muttaqien.

Tak hanya puas tahu soal resep dan cara membuatnya tetapi pesertapun tak segan meminta izin untuk mencicipi si lady fingers. "Boleh ya saya cicipi," rayu seorang peserta. Pertanyaan pun terus saja diajukan oleh peserta yang kali ini terlihat sangat aktif. Sesi mencicipi juga masih berlangsung, sirop kopi, sirop matcha juga tak luput dari sasaran cicip!

Peragaan melapis tiramisu pun dilakukan dengan teliti oleh chef Bruno dan Muttaqien. Dengan teliti tiramisu pun dibuat berlapis dalam gelas-gelas kaca yang mungil. "Gelas ini praktis dan membuat tiramisu jadi kelihatan cantik," demikian jelas chef Bruno. Trik menghias dan memberi lapisan yang cantik pun dituturkan lengkap oleh sang chef. "Krim, biskuit, krim lalu biskuit lagi," jelas sang chef.

Dari tiramisu asli, sang chef pun beralih ke tiramisu matcha gaya Jepang. "Teh hijaunya kayak apa chef? Belinya di mana ya?," demikian tanya peserta. Tiap kali pula chef Bruno harus memukul gelas dengan sendok 'ting..ting..ting' untuk menarik perhatian peserta yang selalu aktif berbicara dan tertawa agar suaranya terdengar (padahal sudah memakai pengeras suara lho!).

"Aduh berrynya cantik ya? Saya pengin nyicip boleh ya?," beberapa pesertapun buru-buru menyorongkan sendok untuk mencicipi berry compote yang dibawa pak Muttaqien. Maulailah mulut para peserta bergoyang lagi. "Beli berrynya di mana chef? Bisa diganti buah apa ya?," kembali pertanyaan diajukan oleh peserta.

Kehebohan pun kembali terjadi saat chef Bruno memperagakan pembuatan toffee banana. 'Toffee itu apa? Masak harus 6 jam merebusnya? Bisa nggak diganti sama permen toffee?', hujan pertanyaan ini justru membuat sesi cooking class makin menarik.

Hal sama juga terjadi saat chef Muttaqien memperlihatkan Crispy Chocolate Feulletine yang berupa remahan cokelat dengan rasa renyah. Tak hanya puas melihat tampang cokelat yang menggemaskan ini, pesertapun boleh mencicipinya. "Aduh, enak banget ya...renyah manis... Persis kayak cokelat Jepang yang mahal itu," demikian komentar mereka.

"Rasa renyah cokelat ini sangat bagus untuk memberi kejutan karena rasa tiramisu lembut membelai," demikian jelas chef Bruno soal pemakaian cokelat itu. Chef Muttaqien pun harus menyerah, kembali ke kitchen untuk membawa contoh Feulletine yang belum dibalut cokelat. "Merknya apa chef? belinya di mana? kalau beli bilangnya apa ya? Chef, dijual aja deh stocknya di kitchen," pertanyaan pun kembali dilemparkan oleh peserta. Jangan heran kalau sampai ada yang berniat ingin membeli sisa cokelat renyah itu. Nah lho!

Heboh dan riuh soal melapis tiramisupun akhirnya ditutup dengan sesi menicicipi tiramisu yang sudah dihias cantik, dipajang si meja sejak pagi. Pesertapun kembali heboh. Dengan senjata 'sendok teh' merekapun berlomba menuntaskan sesi cicip mencicipi.

Beramai-ramai mereka menyerbu 5 jenis tiramisu yang ditaruh dalam gelas-gelas mungil. Juga chocolate chips cookies, lady fingers sampai berry compote pun ramai-ramai diserbu. Ssst..ada juga lho yang minta izin membawa sedikit untuk dibawa pulang (dari pada penasaran ya?).

Sesi foto bersama chef Bruno pun berlangsung di sela-sela sesi mencicip. Foto berdua, foto bertiga sampai foto berempat. Akhirnya ditutup dengan foto seluruh peserta dengan kedua chef. O, ya yang berhasil membawa pulang voucher makan dari JW Marriott kali ini adalah pak Doni dan Eri ("Wah aku dateng telat malah dapet voucher," komentar Eri girang).

Sambil menenteng kotak kue berisi tiramisu untuk dibawa pulang, mereka pun beramai-ramai makan siang di Sailendra Restaurant! Sampai jumpa di cooking class yang akan datang ya! (dev/Odi)

Hide Ads