Dari 'Mengunyah' Teh hingga Menyantap Ikan

Dari 'Mengunyah' Teh hingga Menyantap Ikan

- detikFood
Senin, 29 Nov 2010 14:39 WIB
Jakarta - Ternyata teh juga bisa dites kesegarannya. Juga ada kode khusus buat mengucapkan terima kasih saat teh dituang. Makan bersama orang yang dihormati tak bisa sembarang suap. Pakai sumpitpun ada aturannya. Wouw.. diskusi di kelas inipun sangat seru dan serius!

Daun teh alias camelia sinensis sudah dikenal sejak ribuan tahun silam di Cina. Penuturan soal sejarah tumbuhan teh dan penyeduhan teh pertama di Cina. Info ini disampaikan oleh Ratna Somantri sebagai pembuka acara 'Chinese Tea & Chinese Table Manners'. Peserta yang ada di Coco Suite, Table 8 Hotel Mulia Senayan pun menyimak dengan serius.

Jenis-jenis teh Cina dari green tea, oolong tea, yellow tea hingga phu erh dijelaskan satu per satu. Tak hanya infonya tetapi juga contoh-contoh tehnya. "Hmm.. baunya enak ya wangiii," demikian komentar peserta. Pertanyaanpun terus mengalir. Dari soal teh Cina yang pahit sampai cara menyimpannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tak ada teh yang pahit. Jika pahit ada dua hal, bisa karena menyeduhnya kurang tepat atau kualitas daun tehnya dan jumlah daun tehnya kurang pas," demikian pesan mbak Ratna yang membawa banyak contoh teh Cina koleksinya.

White tea merupakan teh yang paling digemari saat ini. teh ini dibuat dari 2 pucuk daun teh termuda sehingga saat kering berwarna abu-abu dengan bulu halus dan berbentuk seperti jarum. Karenanya disebut 'silver needle tea'. Saat teh ini diseduh dan dicicip, tercium wangi lembutnya, air tehnya justru kuning muda pucat.

Untuk penjelasan soal teh oolong, mbak Eva dari Teh 63 memberikan penjelasan soal produk teh Jawa oolong. Ada 3 jenis teh Jawa oolong yang diseduh dan dicicip peserta, Jawa oolong biasa, Jawa oolong mawar dan Jawa oolong jasmine. Aroma wangi teh yang diseduhpun memenuhi ruangan.

"Apakah teh juga ada tanggal expired-nya?", tanya beberapa peserta. Tentu saja ada, bisa 2 hingga 3 tahun. "Yang terpenting cara menyimpannya harus dalam wadah kedap udara dan di tempat kering," jelas mbak Eva. "Untuk mengetes kesegarannya juga mudah. Cukup ambil daun teh dan kunyah. Jika terasa renyah kriuk-kriuk berarti teh masih bagus," tutur mbak Eva yang diikuti dengan beberapa peserta 'mengunyah' teh langsung.

Setelah acara mencicip dan 'mengunyah' teh, acarapun diambil alih oleh Mbak Uti dari Table8. Uraian soal etiket makan Cina dituturkan lengkap. Mulai dari yang berlaku masa lalu hingga yang saat ini. "Tuan rumah dan tamu kehormatan harus duduk menghadap pintu masuk," demikian jelasnya. Tak hanya soal posisi duduk, cara mulai makanpun ada aturannya.

Paling seru justru pembicaraan soal sumpit. "Sumpit biasanya ada dua, yang satu buat ambil lauk dan yang satu buat makan. Nggak boleh ditukar. Karena itu perhatikan baik-baik saat mulai makan," tutur mbak Uti yang langsung diikuti peserta mengecek 2 pasang sumpit di meja masing-masing. Soal sejarah dan tradisi Cina kunopun di meja makan dikupas habis.

Tanya jawab mengalir tanpa henti, juga saat makan siang dimulai. Makan siang dipandu oleh Mbak Uti dengan info lengkap soal menu dan cara menyantapnya. Pao Panggang yag berkulit renyah dengan isi ayam charsiu yang lembut gurih manis menjadi pembuka. Hmm... peserta pun mulai kebingungan. "Bisa diambil pakai tangan atau harus dengan sumpit?", tanya beberapa peserta.

Soal menyendok kuah sup hingga mengambil laukpun dilakukan dengan cermat. "Khusus untuk black pepper beefsteak, dibuat dengan gaya Barat karena itu boleh pakai pisau dan garpu," tutur mbak Uti. Ikan kerapu kukus yang panas mengepulpun jadi primadona sajian utama.

Karena tak mau repot, sang pelayan pun membagi-bagikan ikan secara rata. "Kepala ikan, terutama bagian pipinya yang lembut enak biasanya diberikan pada tamu kehormatan," tutur mbak Uti sambil menyilakan peserta untuk mencicipi kepala ikan kerapu kukus yang hangat mengepul.

Makan siang yang dipandu oleh Mbak Uti ini sesekali diikuti oleh tanya jawab dan peragaan sehingga suasanapun jadi riuh dan asyik. Makan siangpun ditutup dengan sajian almond pudding dengan buah segar yang lembut manis!

O, ya sebelum acara ditutup, hadiah-hadiah menarikpun dibagikan. Tiga orang yang beruntung membawa pulang 3 voucher makan dari Table8 adalah Adriana, Alex Ensor, dan Yani Abadi. Sedangkan yang berhasil membawa pulang 3 buah paket Teh 63 berisi teko penyeduh teh dan teh pilihan; dibawa pulang oleh Vonny Ngo, Bun Jasma, dan Metta Sagita. Sampai jumpa ya di cooking class bulan Desember. Lebih asyik dan banyak hadiahnya! (dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads