Makanan India memang tak sepesat makanan Jepang menjadi populer di dunia. Namun, pelan tapi pasti makanan India mulai banyak digemari orang. Terbukti gerai makanan India di restoran Satoo yang berlokasi di lantai dasar hotel Shangri-la Jakarta selelu dipenuhi pengunjung. Seperti siang itu sang chef Mohammed Basheer sibuk menjelaskan soal jenis kari yang hangat mengepul di hadapannya.
Melihat sekilas sajian yang dibuat oleh chef yang berasal dari Calcutta ini terlihat agak berbeda. Ada Daal Makhni (kari kacang lentil kuning) dan Jheenga Kaali Mirch (kari udang) yang wangi semerbak. Keduanya terasa sangat gurih setelah dipadu dengan Chicken Tikka dengan bumbu racikan sang chef dan Tandoori Egg yang unik dan merupakan andalannya. Sang chef juga mahir membuat Rumali Roti, roti tipis lebar yang renyah gurih untuk teman kari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obsesinya diwujudkan dengan menjalani pelatihan di Selatan dan Utara India sehingga gaya kuliner di berbagai belahan India dikuasainya dengan baik. Penguasaannya akan kuliner India ini juga yang membawanya berkarir di hotel Shangri-la Oman selama 2 tahun sebelum akhirnya memilih Jakarta sebagai tujuan berikutnya.
Mengawali karir di restoran Moti Mahal sebagai Commis III di usia 21 tahun, ia pun terus belajar dan tak berhenti mencari pengalaman. Perjalanan karirnya dilanjutkan sebagai chef tandoor di Wyte Forte, Hotel Kochi dan Commis II di Leela Lempenski, Kovalam. Meskipun bekerja sebagai chef makanan India bukan berarti ia tak mempelajari kuliner lain. "Melihat kuliner Barat, Cina dan Thai justru membuat saya makin memahami ciri dan perbedaam kuliner masing-masing," tutur chef yang senang mendengarkan musik di waktu luangnya ini.
"Melihat kecenderungan kuliner dunia untuk mengglobal dan makin spesifik saya justru melihat peluang makanan India untuk makin berkembang," tuturnya serius. Hidangan lain selain India biasanya diolah dengan berbagai bumbu yang tidak semuanya dibuat sendiri tetapi siap pakai. Misalnya sambal, saus tomat, saus tiram, saus BBQ dan berbagai jenis bumbu lainnya.
"Sebaliknya makanan India hampir semuanya dibuat sendiri seperti chutney, bumbu kari, dan aneka saus. Karena itu selalu segar dan kualitasnya bisa dikontrol," tegas sang chef. Karena saat ini kecenderungan kuliner dunia makin spesifik, berkualitas dan sehat maka ia melihat peluang terbuka lebar untuk kuliner India. "Karena itulah saya mencintai masakan India, karena 'home cooking'," tutur chef yang berhobi mengebut dengan motor kesayangannya saat pulang ke Calcutta ini.
Optimismenya akan kuliner India pun akan diwujudkannya dengan membuka usaha dengan seorang rekan dari Canada tahun depan. "Buat saya melihat tamu senang, tersenyum bahagia, kenyang dan puas dengan makanan saya, merupakan kebahagiaan tersendiri," ujar chef yang juga senang menggeluti fotografi.
Khusus untuk detikfood, chef Basheer membagikan resep 'Chicken Tikka', BBQ ayam khas India yang menjadi andalannya. "Membuatnya tidak sulit dan rasanya pasti enak," demikian pesannya.
Chicken Tikka
Bahan:
150 g daging ayam, potong-potong
10 g adas bubuk
10 g garam masala bubuk
15 g pasta bawang putih dan jahe
10 g klabet
10 ml minyak
Garam
5 g merica bubuk
50 g yoghurt tawar
20 g cabai merah bubuk
20 g daun ketumbar cinang
10 ml jus lemon
Cara membuat:
- Aduk potongan ayam dengan semua bumbu hingga benar-benar rata.
- Panggang dalam oven hingga matang dan agak kering. Angkat.
- Sajikan dengan suas mint dan salad, jika suka.
Tips:
- Garam masala merupakan racikan rempah khas India Utara yang bisa dibeli jadi di pasar swalayan. Atau dibuat sendiri dengan mencampur asas, ketumbar, klabet, cengkih, kayumanis, bay leaf dan kayu manis. Ada beberapa variasi racikan rempahnya dan bisa mencapai 12 jenis.
- Biarkan daging ayam terendam bumbu beberapa saat agar meresep sebelum dipanggang.
- Bisa dipanggang di atas bara api atau di dalam oven.
(eka/Odi)