Salah satu masakan lempah darat yang populer dan dibanggakan masyarakat Bangka adalah lempah kulat pelawan. Kulat adalah dialek lokal untuk menyebut jamur. Sedangkan pelawan adalah nama pohon endemik di kawasan ini. Pada musim hujan, batang pohon pelawan ini ditumbuhi jamur, sedangkan pada musim kemarau, pohon pelawan mengeluarkan bunga yang disukai lebah.
Sari bunga pelawan ini pahit, sehingga madu yang dihasilkan kumbang pun rasanya pahit. Tetapi, justru madu pahit dari lebah yang menghidap sari bunga pelawan inilah yang dicari orang. Harganya mahal dan senantiasa langka karena kebutuhannya selalu melebihi pasokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kulat pelawan malah lebih langka dan lebih mahal harganya. Di toko-toko oleh-oleh di Pangkalpinang, harga kulat pelawan mencapai Rp 1,5 juta per kilogram. Pada saat-saat langka, harganya bahkan mudah mencapai Rp 2 juta. Tidak heran bila lempah kulat pelawan adalah hidangan istimewa yang hanya muncul pada perhelatan yang juga istimewa. Bukan sajian sehari-hari.
Kulat pelawan setelah dimasak bertekstur lembut kenyil-kenyil, tidak mudah hancur. Kulat pelawan menampilakn roma asap (smokey) yang sangat khas. Perpaduan keindahan antara tekstur, aroma, dan citarasanya membuat kulat pelawan sering dijuluki sebagai "vegetarian's wagyu beef". Kemulusannya sangat padan dengan kuah santannya yang gurih pedas dengan sedikit hint rasa asam. Kulat pelawan juga memiliki aroma yang sangat khas melengkapi kenikmatan makan.
(dev/Odi)