Mengenal Sosok di Balik Suksesnya Bakpia Pathok 25 Yogyakarta

Mengenal Sosok di Balik Suksesnya Bakpia Pathok 25 Yogyakarta

Sudrajat - detikFood
Jumat, 03 Okt 2025 14:00 WIB
Siek Angling biasa siapa Babahe, sosok di balik kesukesan Bakpia Pathok 25.
Siek Angling Saputra Sanjaya (Foto: Instagram angling.senjaya)
Jakarta -

Bakpia Pathok 25 Yogyakarta identik sebagai oleh-oleh khas Jogja. Ada cerita menarik di balik kesuksesan merek bakpia legendaris ini.

Anak bungsu lazimnya mendapatkan keistimewaan dalam keluarga, baik dari kedua orang tua maupun kakak-kakaknya. Namun tidak demikian halnya dengan Siek Angling Saputra Sanjaya. Sejak masih Sekolah Dasar dia harus kehilangan banyak waktu bermain dengan teman-teman sebayanya karena harus ikut membantu berjualan kue-kue buatan ibunya.

"Setiap pagi ia mengangkat dan mengantarkan beberapa nampan bakpia ke warung-warung langganan ibunya. Setiap pulang sekolah, menjemur kayu bakar dan kacang hijau adalah rutinitasnya di masa kecil," tutur Aris Dewanto, sahabat Siek Angling seperti ditulis dalam buku 'Babahe Bakpia Pathok 25: Pelipur Bara Keistimewaan Jogja' karya Prof M. Alie Humaedi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siek Angling sudah menjadi yatim sejak baru berusia satu tahun. Ayahnya, Siek Siang Kwang, yang penjual tembakau dan rokok keliling meninggal dunia karena sakit. Sang ibu, Tan Aris Nio, harus berjibaku membesarkan ketujuh anak sendirian. Tan pernah berjualan bakmi goreng, bakpao, kacang telur rentengan dan telur asin, es lilin, dan yang benar-benar membuatnya hoki adalah bakpia.

Tan Aris Nio, tulis Prof Alie, merintis usaha kue bakpia pada 1981, seperti juga digeluti beberapa tetangganya di Jalan Pathuk, Yogyakarta. Dari tujuh anaknya, cuma dua orang yang intens terlibat dalam proses produksi hingga pemasaran bakpia, yakni Siek Lita Sanjaya dan Siek Angling Saputra. Semula bakpia produksi mereka diberi nama 'Bakpia Pathok 38' dan kemudian berganti menjadi 'Bakpia Pathok 25' sejak 1997.

ADVERTISEMENT

Oleh para pegawainya, Siek Angling biasa siapa 'Babahe'. Bila berkunjung ke pabrik maupun tokonya, para pengunjung kemungkinan besar akan sulit menemukan sosok Siek Angling. Sebab dia berpenampilan sederhana dan biasa membaur dengan para pegawainya. Satu-satunya pembeda adalah matanya yang sipit dan warna kulitnya yang kuning.

Bakpia Pathuk 25Bakpia Pathuk 25, salah satu produsen bakpia oleh-oleh khas Yogyakarta Foto: Instagram/@bakpia25official


Dia pekerja keras, penuh disiplin, sekaligus juga humanis dan rendah hati. Tidak 'mBosy'. Bila ada pegawai yang berbuat salah, Babahe tidak biasa menegurnya langsung di depan umum, tapi memanggilnya ke ruangan. Teguran disampaikan bukan untuk mempermalukan melainkan membuat si pegawai memahami tugas dan tanggung jawabnya serta bekerja lebih baik.

Di tangan lelaki kelahiran 4 Februari 1970 itu bakpia yang berasal dari resep keluarga berkembang pesat, naik kelas, dan berubah menjadi merek dengan reputasi besar. Bakpia tak lagi sekadar soal rasa, melainkan juga tentang daya juang, dedikasi, dan cinta terhadap tradisi.

Ia terus berinovasi mengembangkan produk bakpia dengan aneka cita rasa, mulai cokelat, keju, kumbu, umbi ungu,kacang merah, durian, dan rasa lainnya yang sebelumnya tak dikenal dalam bakpia pakem lama. Namun, menurut Direktur PT Indofood Sukses Makmur Fransiscus Welirang, dari sisi rasa dan cita rasa, ujung tombak bakpianya tetap berada pada cita rasa kacang hijau sebagai rasa orisinal.

"Cita rasa ini yang paling terdepan dari segala variasi bakpia produknya," tulis Fransiscus dalam pengantar buku 'Babahe Bakpia Pathok 25: Pelipur Bara Keistimewaan Jogja'.

Hal menarik lainnya, penggunaan mesin canggih dalam proses produksi bakpia tidak lantas menggusur para pegawai yang jumlahnya mencapai 400-an orang. Mereka tetap dipertahankan untuk memproduksi bakpia secara konvensional.

Perhatian Babahe terhadap para karyawan tak cuma dalam bentuk upah yang di atas UMR Yogyakarta, berikut asuransi kesehatan. Dalam waktu tertentu Babahe juga kerap membagikan bonus bila jumlah pengunjung membludak. Atau setiap 25 Januari dan 25 Juli, serta di hari ulang tahunnya. Bonus bisa dalam bentuk kue dan paket sembako, pakaian, hingga perjalanan umrah gratis.

Bagi-bagi rejeki tak terbatas kepada para pegawainya, tapi juga para pihak yang terlibat langsung maupun tak langsung dengan usaha Bakpia Pathok 25, seperti para tukang becak, petugas parkir, serta anak-anak yatim dan kaum jompo. "Semua akan diberikan sepanjang bukan untuk urusan politik," kata Ria Mariya, supervisor senior di Pabrik Jaya Jalan Pathuk 38.




(yms/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads