Pakai ayam betina yang sudah sekali bertelur
![]() |
Sambil melayani pembeli, Komariah juga membagikan rahasia kelezatan soto Jarkomi. Salah satu kuncinya terletak pada jenis ayam yang digunakan.
"Ayam jantan kurang memberi rasa ke kuah, ayam harus betina yang sudah sekali bertelur. Itu sangat berpengaruh kepada rasa kuah. Selain itu penting juga untuk keempukan daging. Kalau sudah beberapa kali bertelur, dagingnya alot," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu hari, Komariah bisa mengolah hingga 12 ekor ayam kampung betina. Ia juga menyingkirkan lemak dari ayam sebelum membuat kuah untuk menghindari rasa amis.
"Lemaknya tak saya pakai. Saya bikin minyak lalu dijual ke pemancing ikan, sebotol laku Rp 20 ribu," ujarnya.
Komariah merasa bangga dengan warisan resep sang ayah. Selain menjadi sumber penghidupan, ia merasa punya kebanggaan tersendiri karena banyak wisatawan menjadi pelanggan setia.
"Banyak wisatawan yang jadi langganan. Setiap ke Pangandaran pasti mampir ke sini. Atau sering juga ada orang luar kota yang sengaja datang karena istrinya ngidam," kata Komariah.
Bisa bayar via QRIS
Sebagai pelaku UMKM yang berada di kawasan wisata, Komariah kini mengikuti perkembangan zaman dengan menyediakan sistem pembayaran digital.
"Karena banyak permintaan pakai QRIS, ya sekarang sudah disiapkan," katanya.
Mayoritas pembeli, terutama wisatawan, kini menggunakan metode pembayaran digital. "Kalo weekend pagi pasti ramai wisatawan, bayarnya transfer dan QRIS," ujarnya.
Salah satu QRIS yang digunakan berasal dari Bank BRI. "Karena mungkin paling umum ya, itu BRI," tambah Komariah.
Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi, menyatakan bahwa penggunaan QRIS sangat membantu pelaku UMKM seperti Komariah. "QRIS membantu merchant BRI menyediakan pilihan pembayaran yang mudah karena cukup dengan satu kode QR yang bisa digunakan untuk berbagai sumber dana," jelasnya.
Artikel ini sudah tayang di detikjabar dengan judul "Kelezatan Soto Jarkomi Pangandaran yang Selalu Dicari"
(raf/adr)