Kopina Kura, Tempat Ngopi Nuansa Vintage dan Klasik yang Unik di Bandung

Kopina Kura, Tempat Ngopi Nuansa Vintage dan Klasik yang Unik di Bandung

Nur Khansa Ranawati - detikFood
Senin, 17 Feb 2025 15:30 WIB
Kopina Kura Bandung
Foto: Nur Khansa Ranawati
Bandung -

Kehadiran Kopina Kura menambah panjang daftar tempat ngopi di Bandung. Namun, tempat ini punya keistimewaan dari segi konsep dan menu yang ditawarkan.

Di Bandung saat ini kebanyakan kedai kopi mengusung nuansa industrial minimalis, sehingga kemunculan Kopina Kura seperti sebuah 'angin segar'. Konsep yang ditonjolkan justru vintage dan klasik.

Bangunan 'jadul', lukisan-lukisan vintage berukuran besar, hingga berbagai ornamen kura-kura menghiasi kedai kopi yang terletak di Jalan Pudak nomor 17 tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu melangkahkan kaki masuk ke area kedai, lampu chandelier berukuran besar langsung mencuri perhatian. Pun sejumlah guci jumbo yang dipajang di sudut-sudut ruangan. Ditambah dengan furnitur yang didominasi kayu, bertandang ke Kopina Kura hampir seperti menyambangi kediaman orang tua kaya raya zaman dahulu.

Namun siapa sangka, pemilik sekaligus penggagas konsep kedai kopi vintage ini adalah seorang anak muda bernama Ardi Amandianto (25). Sebagai generasi Z yang diidentikan dengan hal-hal modern, Ardi mencoba keluar pakem dengan menghadirkan hal-hal 'jadul' kesukaannya.

ADVERTISEMENT

"Seperti di sudut ruangan itu, saya taruh speaker-speaker vintage dan beberapa piringan hitam, juga ada barang-barang antik favorit saya," ungkap Ardi.

Ardi menceritakan, kisah rumah yang kini ia rombak menjadi kedai kopi tersebut. Dulunya, rumah ini adalah rumah kakeknya yang sudah eksis lebih dari satu abad lalu dan tidak lagi ditinggali. Baru sekitar dua tahun lalu, Ardi yang melangsungkan kuliah di Jakarta kemudian memutuskan untuk pulang ke Bandung dan ikut menghidupkan kembali rumah bersejarah tersebut bersama sang ibu.

"Kebetulan ibu pun sudah buka guest house di tempat yang sama, namanya Bumina Kura. Jadi Kopina Kura ngambil lantai bawah dan rooftopnya," jelas Ardi.

Bila dilihat sekilas dari depan, bangunan tersebut tampak hanya memiliki satu lantai. Namun, terdapat lima lantai tambahan yang diperuntukkan bagi 15 kamar guest house. Di lantai teratas, terdapat area rooftop yang memungkinkan pengunjung melihat Kota Bandung dari ketinggian nyaris seluas 360 derajat.

Area ini, Ardi mengatakan, merupakan salah satu spot favorit. Pemandangan siluet Gunung Manglayang dan Gunung Tangkuban Parahu juga tampak dari kejauhan. Salah satu hal yang juga unik adalah banyaknya ornamen kura-kura dalam berbagai bentuk yang tersebar di seluruh ruangan.

Mulai dari asbak berbentuk kura-kura di setiap meja, hiasan dinding berbentuk kura-kura, hingga pajangan kura-kura berbagai bentuk dan ukuran yang disimpan khusus di lemari pajangan.

Ia mengatakan, kura-kura adalah binatang favorit sang ibu. Salah satu filosofi soal kura-kura yang ia kenang adalah bahwa kura-kura selalu bergerak maju meskipun lambat.

"Kura-kura itu nggak akan berjalan mundur. Dia selalu maju, baik ke kanan ataupun ke kiri, yang jelas tetap maju. Filosofi ini juga yang disampaikan ibu, bahwa dalam menghadapi masalah juga harus tetap maju dan tidak menyerah," paparnya.

Kopina Kura BandungKopina Kura Bandung Foto: Nur Khansa Ranawati

Menu Kopi Terinspirasi Kura-kura

Tak hanya ornamen, inspirasi dari kura-kura juga tercermin ke dalam nama menu minuman dan makanan di kedai ini. Beberapa nama kopi diambil dari nama jenis kura-kura. Seperti misalnya Espresso Caretta, Americano Aldabra hingga Berrycano Galapagos.

Berrycano adalah salah satu menu kopi unik andalan Kopina Kura yang disajikan dalam bentuk mocktail halal. Di dalamnya terdapat espresso double shot dikombinasikan dengan mixed berries dan sirup elderflower.

Store Manager Kopina Kura, Muhammad Geraldi menerangkan bahwa mereka saat ini menyajikan kopi dengan biji kopi yang dikurasi dan di-roasting sendiri sehingga menghasilkan citarasa khas sebagaimana yang diinginkan.

"Awalnya kita beli biji kopi yang sudah jadi dari toko, tapi sekarang kita pilih secara custom. Kita cari-cari biji kopi dan kita roasting sendiri. Biji yang dipakai adalah Palasari dari Jawa Barat dengan proses natural anaerob," jelas Gerald.

Adapun proses anaerob adalah metode pengolahan kopi pascapanen dengan fermentasi tanpa oksigen. Sehingga, cita rasa kopi yang dihasilkan cenderung lebih kuat dan kompleks.

Ketika ditanya terkait menu kopi susu andalan, Ardi menjelaskan bahwa Kopina Kura telah berhasil mengembangkan kopi dengan cita rasa creamy dengan campuran kelapa. Hal ini dilakukan untuk memberi aspek pembeda dari mayoritas kedai kopi kekinian yang mengunggulkan es kopi gula aren.

"Jadi kita nggak hanya punya kopi gula aren, saya jujur cukup bosan dengan menu tersebut. Jadi kita kembangkan kopi dengan coconut yang nggak hanya manis, tapi juga segar," jelasnya.

Artikel ini sudah tayang di detikjabar dengan judul, "Sensasi Ngopi di Rumah Jadul Kura-kura ala Kopina Kura Bandung"




(dfl/adr)

Hide Ads