Di Jepang, konsumsi telur puyuh kini menurun drastis akibat suatu hal. Ada juga beda harga makanan di resto vs online yang beda jauh hingga turis mengeluhkan harga makanan di Singapura mahal.
Telur puyuh atau disebut uzura-tamago di Jepang sudah menjadi menu populer di sana sejak dulu. Telur puyuh hadir dalam menu rice bowl, bento, sampai bekal untuk murid sekolah.
Namun sayangnya belakangan ini telur puyuh tak lagi diminati. Penjualannya turun tajam akibat sebuah tragedi yang menghilangkan nyawa. Organisasi pengelola telur puyuh di Jepang pun mencari cara menghabiskan stok telur ini.
Pembaca detikfood juga tertarik mengetahui informasi soal perbedaan harga menu di restoran vs aplikasi online. Bukan rahasia lagi kalau harga di aplikasi online kerap lebih mahal karena ada biaya layanan dan lain sebagainya.
Namun tak semua orang menyadari kalau beda harga menu bisa sangat jauh. Seorang netizen menemukan perbedaan harga menu hingga 2 kali lipat lebih mahal di aplikasi online.
Singapura menjadi destinasi wisata populer di Asia Tenggara. Seorang turis asal Atlanta, Amerika Serikat pun tertarik ke sana untuk jalan-jalan dan makan enak.
Ternyata pengalaman liburannya dianggap tak sebanding dengan harga yang sudah ia keluarkan. Ia mengeluhkan harga penginapan dan makanan yang sangat mahal di Singapura.
Berikut deretan berita terpopuler detikfood yang menarik perhatian pembaca kemarin (1/8/2024):
1. Telur puyuh tak laku di Jepang
Sejak dulu telur puyuh menjadi lauk favorit untuk makanan siswa sekolah dasar di Jepang, tapi belakangan telur puyuh tak lagi ditemukan dalam menu mereka. Penyebabnya lantaran pada Februari lalu terjadi kecelakaan tragis.
Kecelakaan itu menimpa murid sekolah dasar di Prefektur Fukuoka. Murid itu tersedak telur puyuh rebus dan meninggal dunia. Sejak saat itu banyak sekolah di Jepang berhenti menghadirkan menu telur puyuh yang berimbas pada anjloknya angka penjualan telur unggas berukuran kecil itu di sana.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(adr/odi)