Tingkat konsumsi madu di Indonesia masih terbilang rendah. Padahal Indonesia punya beragam jenis madu dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Madu adalah cairan manis yang dihasilkan dari nektar bunga dengan bantuan lebah madu. Konon, madu merupakan makanan tertua di dunia.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Iranian Journal of Basic Medical Sciences (2013), madu telah digunakan oleh manusia sejak 8.000 tahun yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasanya yang manis, madu dapat digunakan sebagai alternatif pemanis alami. Selain itu, madu juga menyimpan nutrisi penuh yang bermanfaat untuk kesehatan.
1. Tingkat konsumsi madu di Indonesia masih rendah
![]() |
Sayangnya, tingkat konsumsi madu di Indonesia masih terbilang rendah, yakni sekitar 40-60 gram/kapita dalam setahunnya. Hal ini diharapkan terus meningkat.
Mengingat Indonesia merupakan negara penghasil madu terbaik. Hal ini diungkap dalam sebuah acara bertajuk 'Sharing dan Tasting Kekayaan Madu Lokal Indonesia'.
Acara yang digelar di Agreey Coffee Bogor pada Kamis (18/07/24) tersebut diusung oleh MBRIO Research & Development bersama pegiat madu lokal Indonesia.
"Sejauh ini perdagangan madu terbesar adalah di China. Karenanya madu di Indonesia harus dikembangkan dan diharapkan bisa mengikuti standar dunia," tutur Wida Winarno, selaku Direktur PT Embrio Biotekindo
2. Sumber madu di Indonesia
![]() |
Wida Winarno mengatakan bahwa Indonesia memiliki beragam jenis madu dari sumber yang berbeda-beda. Pertama ada madu hutan, yakni madu liar yang diambil di hutan dan sarangnya berada di atas pohon.
Selain itu, ada juga madu budidaya atau madu yang dihasilkan dari lebal apolini dan lebah meliponini. Lebah meliponini ini merupakan jenis lebah yang tidak bersengat.
Selain itu, ada juga madu non nektar. Ini merupakan madu yang dihasilkan dari getah. Menurut Wida Winarno, madu ini tidak mengandung gula sama sekali.
"Kalau dicek di lab, ini kadar gulanya tidak terdeteksi sama sekali," tutur Wida Winarno dalam pemaparan materi.
Karakteristik madu hingga dugaan madu palsu ada di halaman selanjutnya.
3. Karakteristik madu Indonesia
![]() |
Menurut kebanyakan pegiat madu yang hadir di acara tersebut, karakteristik madu sangat berbeda-beda. Bahkan dalam satu jenis pun karakternya terkadang tidak konsisten.
"Walaupun jenis madunya sama, tapi terkadang karakternya berbeda-beda. Mungkin hari ini lebih kental, esoknya lebih cair, hari ini lebih terang atau esoknya bisa lebih gelap," tutur Ria Maya dan Yens Frans selaku founder Oh Honey.
Rasanya pun tak selamanya manis. Dalam sesi tasting atau cicip, rupanya ada madu yang punya cita rasa asam hingga pahit. Juga ada sentuhan rasa seperti karamel, berry, citrus, kayu, dan lainnya.
Tentunya dengan aroma yang berbeda-beda pula. Ada yang aromanya ragi yang asam, aroma manis seperti permen, atau aroma menyegarkan dan harum seperti teh.
4. Madu palsu vs madu asli
![]() |
Rendahnya tingkat konsumsi madu di Indonesia mungkin salah satu penyebabnya lantaran banyak dugaan madu palsu. Hal ini diakui oleh Ria Maya.
"Banyak yang menyangka bahwa madu yang asli itu yang berwarna gelap. Jadi, ketika ada madu yang warnanya lebih terang dianggapnya palsu. Padahal karakteristik madu berbeda-beda," tutur Ria Maya.
Selain itu, ada pula dugaan bahwa madu selalu manis. Menurut Wida Winarno, ini karena sejak kecil masyarakat sudah teredukasi madu rasanya manis.
5. Tanggapan BPOM
![]() |
Mengingat banyak pula produk yang mengklaim sebagai madu, tetapi kandungan madunya sebenarnya sangat sedikit. Tambahan air dan gula itulah gambaran madu yang selama ini terekam di benak masyarakat Indonesia.
Dalam hal ini, madu yang asli belum diketahui parameter jelasnya. Apalagi karakteristik madu tersebut selalu tidak konsisten.
Yeni dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BOPM) mengatakan bahwa untuk penyebutan madu dikhususkan untuk produk yang berupa madu murni tanpa tambahan apapun.
"Kalau produk madu ada tambahan bahan lain, seperti yang disebutkan tadi, sebaiknya disebut sebagai minuman dengan tambahan madu agar tidak menyesatkan," tutup Yeni.
(raf/odi)