Sempat mundur dan menyerah, barista asal Indonesia ini kembali maju dan memenangkan juara 1 di World Barista Championship. Begini kisahnya!
Adalah Mikael Jasin, barista profesional asal Indonesia yang sudah banyak memenangkan kejuaraan di dunia kopi, khususnya di ajang bergengsi World Barista Championship (WBC).
Mikael Jasin didapuk menjadi juara satu di ajang yang berlangsung di BEXCO, Busan, Korea pada Mei 2024 lalu. Ada tema berkesan yang mengantarkannya ke gerbang kemenangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikFood (14/06/24) pria yang akrab disapa Miki itu bercerita bahwa sebelum maju ke kompetisi dan memenangkan juara, ia sempat mundur dan ingin menyerah.
1. Sempat menyerah tapi justru menjadi ide
![]() |
Pada kompetisi kemarin, Mikael Jasin membawa tema 'mindfulness' yang terinspirasi dari perjalanannya. Sebelumnya ia juga mengikuti kompetisi serupa, tetapi tidak masuk ke final.
Hal tersebut membuat pria lulusan RMIT University Australia tak puas hingga sempat mundur dan hampir menyerah. Namun, dari momen itulah ia menemukan perspektif baru.
"Jadi nemuin mindfulness, nemuin cara bernapas, cara meditasi yang menangkan seperti apa. Dari itu akhirnya berpikir kayaknya cocok kalau dipresentasikan ke kopi," tuturnya saat ditemui detikFood di Omakafe, BSD.
2. Pengalaman berlomba di WBC
![]() |
Perspektif itulah yang kemudian dibawa oleh Mikael Jasin ketika mengikuti WBC di Korea. Dalam ajang yang diikuti oleh 53 peserta itu, meminta setiap peserta menyajikan kopi selama 15 menit.
Dalam waktu yang terbilang terbata, Mikael ditantang untuk membuat 12 cangkir minuman. 4 di antaranya espresso, 4 cangkir lagi minuman berbasis susu, dan 4 cangkir signature minuman non kopi.
"Selama 15 menit itu, kita gak cuma membuat kopi, tetapi juga presentasi. Akhirnya saya ajak juri untuk ikuti metode mindfulness tersebut untuk menikmati kopi," tuturnya lagi.
Cerita Mikael Jasin sabet juara satu di WBC ada di halaman selanjutnya.
3. Biji kopi yang digunakan oleh Mikael Jasin
![]() |
Pada ajang tersebut, Mikael Jasin menggunakan 2 variesta biji kopi asal Amerika Serikat. Ada biji kopi Aji dari Kolombia dan Gesha yang ditanam di Panama.
Menurut Mikael Jasin, kedua biji kopi tersebut kerap dipilih banyak orang dalam kejuaraan kopi karena karakteristik rasanya. Terlebih, skor penilaian terbesar diambil dari segi rasa pada kopi.
Pada biji kopi Aji, Mikael Jasin menyatukan jus lemon, infus aromatik palo santo, sirop vanila palosanto, dan biji kakao yang disajikan dalam suhu 50 derajat.
Sementara pada biji kopi Gesha, ia menggunakan rasio penyeduhan 2,5:1. sehingga menghasilkan aroma melati, bunga jeruk, madu, dan kismis.
4. Tantangan saat mengikuti WBC
![]() |
Lebih lanjut, Mikael Jasin juga menceritakan tantangannya selama mengikuti WBC. Tantangannya kini tak hanya bagaimana meracik kopi yang nikmat, tetapi juga presentasi.
"Tantangannya sangat banyak mengingat ini kejuaraan dunia. Dulu waktu awal karir tantangannya ya gimana cara bikin kopi enak, tapi sekarang harus punya presentasi yang menarik," ujarnya.
Karenanya kekreatifan ide menjadi hal yang penting. Dalam hal ini, Mikael Jasin mengatakan bahwa ide tersebut bisa terinspirasi dari mana saja, termasuk dari keseharian.
"Seperti tema yang aku bawa kemarin kan 'Mindfulness' itu memang dari keseharian aku sendiri. Jadi sebagai barista itu gak cuma bikin kopi tapi harus punya koneksi tersendiri," tutupnya.
5. Punya kafe berkonsep omakase
![]() |
Mikael Jasin memulai karir di industri kopi pada 2012 ketika dirinya tinggal di Melbourne Australia. Sebelum akhirnya ia mengambil S2 di RMIT University, ia juga pernah mengepalai kedai kopi di beberapa kafe populer di Melbourne.
Kemudian ia kembali ke Jakarta pada 2017 dan bergabung dengan Common Grounds Coffee Roasters & ST. ALi Jakarta sebagai bagian Pemasaran & Kontrol Kualitas.
Setelah itu, Mikael Jasin mendirikan kafe sendiri bernama Omakafe. Kafe dengan konsep omakase tersebut bertempat di Jalan Lkr. Bumi Botanika Utara, Lengkong Kulon, Kec. Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
(raf/odi)