Memulai karir sebagai chef di usia muda, Chef Putri Mumpuni berhasil memperkenalkan kuliner Indonesia hingga mengembangkan bisnis restorannya.
Sukses berkarir sebagai chef dari usia muda, nama Chef Putri Mumpuni tak hanya familiar di Indonesia saja tapi juga di luar negeri. Chef yang satu ini lahir di Temanggung, Jawa Tengah. Memulai perjalanannya di dunia kuliner dengan menempuh pendidikan di jurusan tata boga.
Setelah itu Chef Putri Mumpuni sempat bekerja di beberapa restoran dan hotel lokal, sebelum mengikuti kompetisi memasak Top Chef dan masuk ke dalam Top 9.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak menjadi juara pertama dalam acara Top Chef, siapa sangka dirinya justru memiliki karir yang cemerlang setelahnya, usai bergabung dengan pakar kuliner senior William Wongso untuk memperkenalkan masakan Indonesia ke luar negeri.
Ditemui di Pantry Magic, Kemang (04/03), Chef Putri membagikan perjalanannya di dunia kuliner hingga menceritakan bisnis restoran terbarunya.
1. Suka Masak Dari Kecil
![]() |
Passionnya di dunia kuliner ternyata sudah dirasakan Chef Putri sejak ia masih kecil. Sejak kecil dirinya sudah hobi masak dan memiliki cita-cita ingin berkarir sebagai chef.
"Saya suka masak itu dari umur 8-9 tahun. Itu saya sudah bisa masak untuk makanan saya sendiri di rumah. Contohnya di umur itu saya sudah bisa masak telor dadar dan nasi goreng," ungkap Chef Putri.
Hobi masaknya ini turun dari kecintaan sang ibu yang selalu memasak makanan enak di rumah. Dari sana Chef Putri jadi terdorong untuk belajar masak, sehingga ia bisa menciptakan masakan yang enak seperti sang ibu.
2. Berkarir di Luar Negeri
![]() |
Di tahun 2014, Chef Putri berkesempatan untuk memulai karirnya di luar negeri. Saat itu ia dipercaya untuk mengajar kuliner Indonesia di Stratford University, Virginia, Amerika Serikat.
"Awal mulanya mengapa saya bisa menjadi pengajar tamu di Amerika itu karena saat itu saya diajak dengan Pak William Wongso untuk kerja dengan beliau, saya diajak untuk membantunya memperkenalkan kuliner Indonesia ke mancanegara," tuturnya.
Selama setahun, ia harus tinggal di Amerika untuk menjadi pengajar di Stratford University.
"Saya pernah mengajarkan 40 masakan di sana. Saya sendiri tidak pernah bermimpi dan membayangkan kalau pada akhirnya saya bisa bekerja di luar negeri," lanjut Chef Putri.
3. Aktif Memperkenalkan Kuliner Indonesia
![]() |
Lewat kesempatan mengajar di Stratford University, Chef Putri merasa bangga bisa ikut memperkenalkan masakan Indonesia di Amerika. Meski dirinya sempat terbentur tantangan seperti mencari bumbu hingga bahan makanan untuk menu-menu Indonesia yang akan diajarkannya.
"Untungnya masakan Indonesia itu bahan-bahannya banyak yang bisa diganti tanpa mengurangi rasa makanannya. Contohnya di Amerika susah cari santan Indonesia, itu saya ganti dengan santan dari Thailand yang lebih mudah ditemukan di sana," sambung Chef Putri.
Sejak kecil sampai sekarang dirinya tetap fokus di masakan Indonesia.
"Saya suka masakan Indonesia, tapi saya tidak bisa mengklaim bahwa masakan Indonesia yang saya buat itu autentik. Karena untuk merepresentasikan resep autentik itu sulit, sebab semua orang atau setiap keluarga memiliki resep hingga versi dari masakan Indonesia ini," lanjutnya.
4. Kembangkan Bisnis Kopitiam
![]() |
Selama beberapa tahun terakhir Chef Putri memang sudah sering terlibat sebagai konsultan chef di beberapa restoran hingga toko kue. Namun untuk saat ini dirinya sedang fokus mengembangkan bisnis restorannya yang dirintis sendiri.
"Sekarang saya bekerja sebagai chef sekaligus corporate chef untuk Tapalunia Kitchen & Lounge di kawasan Jakarta Selatan. Saya juga punya dua usaha kuliner ada Heytubo yang menjual truffle bowl dan juga Toko Makmur Kopitiam," jelasnya.
Untuk Toko Makmur Kopitiam, Chef Putri membuat kedai makan ini berkiblat ke makanan-makanan yang biasa ditemukan di hawker centre di Singapura.
"Sebenarnya saya tidak pernah melabelkan Toko Makmur ini sebagai kopitiam, tapi label itu datang dari pengunjung. Karena memang menu yang ada di Toko Makmur ini bukan menu kopitiam autentik, apalagi warga Jakarta sifatnya dinamis, mereka konsumtif namun cepat bosan," ungka Chef Putri.
Selain disibukkan dengan dua usaha kuliner terbarunya, di kedepannya Chef Putri berencana untuk membuat kanal YouTube seputar memasak dan memproduksi makanan untuk membantu para pelaku UMKM.
Simak Video "Asyik! Makan Disini Cuma Rp 6.000 Per-porsi"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)