Ojol Antar Makanan ke Makhluk Gaib hingga Resto Beli Ikan Tuna Rp 12,2 M

Kisah ojol antar makanan ke makhluk gaib ini bikin bulu kuduk merinding. Lalu ada kol goreng picu kanker hingga ikan tuna seharga Rp 12,2 miliar.

Pengalaman horor seringkali terjadi pada pengemudi ojol. Kali ini giliran seorang ojol yang mengaku bertemu sosok menyeramkan menerima makanan saat malam hari.

Makan pecel ayam tak lengkap tanpa sambal dan kol goreng. Ternyata sering konsumsi kol goreng berbahaya untuk kesehatan, bisa memicu kanker bisa menyebabkan kanker.

Terakhir, Ikan tuna di Jepang termasuk bahan makanan yang populer. Tak heran restoran ini rela membeli ikan tuna seharga belasan miliar rupiah untuk disajikan ke pengunjung.

Berikut tiga artikel yang menarik minat pembaca detikFood kemarin (11/01).

1. Pengalaman Horor Driver Ojol

Ngeri! Pengalaman Horor Ojol Antar Makanan untuk Penerima Gaib Foto: TikTok/dramaojolofficial

banyak kisah pengemudi ojol yang mengantarkan makanan saat malam hari berujung mengalami kejadian horor. Seorang pengemudi ojol mengisahkan kejadian yang dialami temannya sampai-sampai membuat pelanggan maupun ojol kebingungan.

Seorang pengantar ojol yang dirahasiakan identitasnya menyampaikan pengalaman horor pada akun TikTok @dramaojolofficial. Insiden ini konon dialami oleh salah satu temannya yang memesan makanan lebih dari pukul 10 malam.

Sang driver mengaku menyerahkan makanan tersebut ke sosok misterius, padahal sang pembeli menegaskan bahwa hanya ada dia di rumah itu.

2. Kol Goreng Berbahaya

Bahaya makan kol goreng Foto: iStock

Selain lalapan segar dan sambal, kini pecel ayam populer dengan pelengkap kol goreng. Biasanya, lalapan segarnya terdiri dari timun, daun kemangi, selada, dan kol yang disajikan segar.

Namun kini, banyak penjual pecel ayam yang menyajikan kol tersebut dengan cara digoreng. Sayangnya, di balik kelezatannya, kol goreng ternyata berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika sering dikonsumsi. Makan kol goreng ini bisa membuat seseorang terpapar Akrilamida, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker lebih tinggi.