Keindahan pesisir di Indonesia bukan hanya soal pasir putih yang lembut, deburan ombak yang menenangkan, dan juga sebagai destinasi yang tepat untuk menikmati matahari terbenam. Keindahan pesisir di Indonesia ternyata juga bisa dinikmati melalui kuliner, salah satunya ikan asap khas Desa Tritiro, di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Berlokasi di Dusun Kalumpang Selatan, ikan asap di Desa Tritiro ini unik dan memiliki cita rasa khas tersendiri yang berbeda dengan ikan asap pada umumnya. Ternyata cita rasa tersebut berasal dari cara proses produksi pengasapan ikan yang dilakukan.
Warga Desa Tritiro, sekaligus pelaku dari produksi ikan asap, Evi Sulastri mengatakan untuk menciptakan cita rasa lezat dan nikmat memang ada cara khusus yang dilakukan. Di antaranya dengan memperhatikan jenis dan kualitas ikan yang akan dijualnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jenis ikan yang biasa diolah, yaitu tongkol dan tuna. Lebih dominan (jenis) ikan itu. Karena dari kualitas tekstur, dan rasa, (ikan itu) bagus," kata Evi pada detikFood beberapa waktu lalu.
![]() |
Lebih lanjut, kepada detikFood Evi mengatakan usaha ikan asap ini awalnya dirintis pada tahun 1999 ketika sang ayah sudah tidak mau merantau lagi di Kalimantan. Mulanya ini hanyalah usaha sampingan yang masih dijual di pasar tradisional.
Kerja keras Evi dan keluarga akhirnya membawa hasil karena pada tahun 2017, produksi ikan asap mereka semakin diminati bukan hanya dari warga setempat, tetapi juga luar daerah.
"Tahun 2017 ada beberapa konsumen dari luar Bontotiro. Awalnya beliau mencoba-coba datang ke tempat pengasapan ikan, (serta) tertarik untuk memperkenalkannya ke Makassar. Beliau mengambil (produk) dalam jumlah banyak. Sampai pada 2017 pertengahan kita dapat bantuan dari salah satu instansi berupa rumah pengasapan. Dulu rumah pengasapan belum seperti ini, kita manual di bilik biasa," cerita Evi.
Melihat potensi tersebut, Evi juga memanfaatkan digitalisasi dengan melakukan memasarkan produknya secara online.
"Penjualan online saya lakukan karena melihat saat ini online banyak peminat. Dan alhamdulillah banyak peminat, bukan cuma sekitar sini aja, tapi juga dari luar daerah Sulawesi. Go online-nya itu tahun 2021 untuk pemasaran ikan asap," terangnya.
Evi mengaku saat ini dirinya masih mengalami kendala dalam pengemasan dan pengiriman. Kendati demikian, produk ikan asapnya sudah berhasil menarik pembeli untuk dibawanya ke Amerika.
"Ada pengiriman ke luar negeri karena banyak perantau di Sulawesi Selatan. Yang ke Amerika saya dapat informasi ada dari kedutaan atau bule (turis asing) yang berminat sampai akhirnya bawa pulang ke Amerika. Kalau yang Kuala Lumpur dan Singapura, banyak yang merantau ke sana. Jadi ketika pulang, otomatis mereka bawa produknya ke sana," papar Evi.
![]() |
Adapun kendala lain yang Evi rasakan selama pengiriman ke luar daerah adalah, lama pengiriman, hingga proses karantina untuk pengiriman ke luar negeri dikhawatirkan bisa mempengaruhi kualitas produk ikan asapnya.
Dibantu dengan ayah dan ibunya, setiap hari Evi mengaku bisa mengolah hingga 60 tusuk ikan asap yang didapat dari 13-15 ekor ikan dengan berat di 2-3 kilogram. Namun hal itu disesuaikan dengan jumlah pemesanan setiap harinya melalui online ataupun secara langsung dengan mendatanginya.
Dijual dengan harga Rp 16 hingga 20 ribu/pack, ikan asap olahan Evi mampu bertahan selama 2-3 bulan dalam freezer, dan cocok untuk diolah ke berbagai menu masakan seperti ditumis, digoreng, digulai, atau bisa dimakan langsung setelah dipanaskan terlebih dahulu.
Sementara itu, Kepala Desa Tritiro, Saiful Amar mengatakan produktivitas ikan asap memang sedang dikembangkan karena menjadi salah satu kelompok usaha yang dibina BRI dalam Desa BRILian.
"UKM yang ada di Desa Tritiro ini kami tidak henti-hentinya 'menghayo-hayo'. (Karena) berkat kegiatan Desa BRILian kemarin, ilmu-ilmu yang diperoleh itu kami transfer. Bagaimana menjadi pelaku UKM yang handal, bagaimana membuat branding produk, itu semua diajarkan di BRILian," ungkap Saiful.
"Sehingga ini saya katakan apa yang diberikan oleh BRI tidak bisa kami nilai dengan uang karena ilmu itu mahal," imbuhnya.
Saiful menambahkan apalagi, ikan hasil nelayan Desa Tritiro juga melimpah, tentunya itu mampu mendorong produksi ikan asap.
Pimpinan Cabang BRI Bulukumba Suryadi juga mengatakan pihaknya berharap dan mendorong agar kelompok usaha di Desa Tritiro, salah satunya ikan asap terus bisa berkembang dan mandiri.
"Ikan asap di sini bisa dibeli oleh orang Jawa, orang Sumatera. Kita ada platform online-nya, ada banyak. Nanti mantri bantu bagaimana (agar) hasil usaha dikembangkan dan dijual beli secara online ke berbagai daerah. Itu harapan dari BRI," kata Suryadi.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa Brilian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
(ega/ega)