Martabak di Medan ini unik karena dimasak di piring kaleng menggunakan sumber api arang. Sudah ada sejak 1974, kuliner bernama Martabak Piring Murni ini layak dicoba saat kamu menyambangi Medan.
Martabak biasanya dimasak di teflon, tapi Martabak Piring Murni di Medan berbeda. Adonan martabak dimasak di piring kaleng dengan menggunakan arang sehingga memberikan sensasi unik tersendiri saat menyantapnya.
Murniyati, generasi kedua yang menjalankan usaha martabak piring ini mengatakan bahwa keunikan martabak ini terletak pada cita rasa dan cara memasaknya. Martabak ini dimasak dengan cara tradisional menggunakan arang dan piring kaleng klasik, sehingga wangi yang dihasilkan sangat khas dan harum.
"Salah satu ciri khas kami yang pertama tadi pake piring, yang kedua itu untuk masak pake arang itu kan udah jarang gitu dan kami sampai sekarang tetap pake arang, bukan yang mirip dengan arang ya. Karena kan arang wanginya itu beda," ujarnya kepada detikSumut, Kamis (9/10/2023).
Proses memasak dengan arang menjadikan Martabak Piring Murni memiliki aroma yang menggoda dan lapisan luar yang gurih. Piring kaleng yang digunakan untuk memasak memastikan suhu tetap stabil, sehingga martabak matang dengan sempurna dan terasa renyah.
Ia juga menjelaskan bahwa martabak piring ini dibuat dengan bahan-bahan yang berkualitas tinggi sehingga menghasilkan cita rasa yang menggugah selera. Martabak ini juga diklaimnya memiliki kualitas rasa nomor satu di Kota Medan.
"Kami kualitas rasa nomor satu, karena yang kami pakai merek-merek berkualitas semua," katanya.
Selain cita rasanya yang khas, ternyata bahan-bahan dalam pembuatan martabak ini dilakukan secara manual lho detikers. Semua takaran yang dibuat menggunakan takaran tangan.
"Bapak kami itu kalau ditanya resepnya semuanya pakai takaran tangan. Nggak ada ukuran per sendok, per ons begitu, nggak ada gitu. Jadi kalau untuk pun saya ditanya spesialnya itu di mana, ya di situ begitu," tuturnya.
Martabak ini sudah berdiri di Kota Medan sejak tahun 1974 dan kini berlokasi pusat di Jalan Tjong Yong Hian, Pasar Baru, Medan Kota. Dalam sejarah berdirinya, martabak ini pertama kali didirikan di Pasar Sambas.
"Kalau dikatakan awal kami buka, itu tahun 1974, tapi lokasinya bukan di sini, di Pasar Sambas. Kemudian, sekitar tahun 1989, orang tua saya Alhamdulillah dapat lokasi di sini, berhubung di sini pasar baru buka. Jadi, buka di sini awalnya tahun 1989," tutur Murniyati.
Martabak Piring murni dulunya dijual dengan menggunakan gerobak kayu di Pasar Sambas. Namun kini, martabak dijual dengan gerobak yang lebih modern.
"Oh, dulu kami kan buka di Pasar Sambas. Itu gerobaknya masih jelek, masih gerobak kayu. Memang Bapak saya ini orangnya kreatif, gerobak buat sendiri. Sejak sekarang ini aja, ini gerobak udah cantik," ujarnya.
Martabak ini memiliki harga yang ramah di kantong, mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu. Ada dua jenis martabak yang ditawarkan yaitu tipis dan tebal dengan varian isi martabak yang beragam seperti durian, coklat, keju, coklat kacang, coklat keju, keju kacang, dan coklat kacang keju.
Detikers dapat menikmati kuliner legendaris ini pukul 17.30 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Selain di Jalan Tjong Yong Hian, martabak ini sudah memiliki 5 cabang lain yaitu di Komplek Asia Mega Mas, Jalan Brigjend Katamso, Jalan Setia Budi, Jalan Zainul Arifin, dan Jalan Gatot Subroto.
Artikel ini ditulis Aprilda Ariana Sianturi dan Winda Yanti Samosir, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Artikel ini sudah tayang di detiksumut dengan judul Menikmati Martabak Piring Murni, Kuliner Unik dan Legendaris di Medan
Simak Video "Rasakan Kuliner Viral di Kota Medan: Mie Ayam Bakar Bu Tsaniyah"
(adr/adr)