Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dalam makan sehari-hari sangatlah tidak asing lagi, terlebih bumbu makanan satu ini dapat meningkatkan cita rasa menjadi lebih nikmat. Inilah yang menjadikan MSG tetap dipilih sebagai bahan penyedap untuk beberapa makanan.
Glutamate merupakan bahan alami yang dapat membuat makanan menjadi semakin lezat, namun banyak persepsi yang menganggap bahan ini merugikan bagi tubuh. Ketua Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) Satria Gentur Pinandita bersama pakar kuliner Indonesia mencoba untuk mengedukasi perihal pemakaian bahan ini.
"MSG sudah dikategorikan sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe) di Amerika. Artinya secara umum diakui aman dengan dikonsumsi secukupnya. Selain itu juga mendapatkan persetujuan dari JECFA agar penggunaannya secukupnya. Dalam BPOM DepKes RI juga sudah menyebutkan penggunaan MSG adalah secukupnya," ujar Satria dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandungan glutamate alami bisa dengan mudah ditemukan di beberapa bahan masakan, seperti, terasi, rumput laut, tebu, kecap. Bahkan, terdapat juga di sayuran tertentu, di antaranya seperti tomat dan jamur. Faktanya dalam tubuh manusia pun terdapat kandungan zat tersebut pada Air Susu Ibu (ASI).
Apa sih MSG itu? MSG adalah produk fermentasi dari tetes tebu menggunakan mikroorganisme, kemudian dilanjutkan dengan proses isolasi dan purifikasi. Hasilnya adalah MSG dengan kemurnian >99%.
MSG dapat memberikan rasa umami (gurih) terutama pada masakan yang berkuah, mengurangi rasa 'langu' pada masakan dan mengurangi penggunaan garam dapur dalam masakan sehingga lebih sehat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 tahun 2012, dengan takaran secukupnya, MSG telah ditetapkan sebagai pangan penguat rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi.
WHO turut menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0-12mg/KgBB. Semua produk MSG di Indonesia diproses secara fermentasi dari bahan alami (tetes tebu).
P2MI belum lama ini mendukung kegiatan yang sudah diselenggarakan oleh Koperasi Fermentasi Nusantara (Fermenusa) yang berkolaborasi dengan Kimiasutra bertema 'Masak Sehat dengan Glutamat' pada Rabu, (27/9).
Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh para chef profesional dan influencer kuliner sebagai langkah untuk mengedukasi atas keraguan masyarakat terhadap MSG, bahwa jika digunakan dengan takaran yang tepat dan rasional dapat membuat makan jadi semakin lezat.
Ahli kimia kuliner dari Kimisutra, Irvan Kartawiria dan Harry Nazarudin menjelaskan teknis tentang unsur kimia dalam glutamate yang peragakan saat demo masak. Juga dipandu oleh Chef Tia Agustiah yang juga memiliki latar belakang sebagai Apoteker.
"Masyarakat perlu pemahaman lebih mengenai fungsi glutamate dalam masakan agar tidak bias informasi dan terjebak dalam persepsi yang belum tentu kebenarannya," jelas Irvan.
Chef Tia menambahkan jika dari segi rasa, penggunaan MSG dapat bergeser dari pelengkap menjadi kebutuhan. Ketika kualitas pangan sudah baik dan kandungan dari Glutamate alami sudah tinggi maka penambahan MSG tidak akan merubah rasa dari masakan itu.
"Dari sisi kesehatan. Jika dipakai dalam jumlah wajar dengan memahami fungsi dan manfaat glutamate dalam makanan, pemakaiannya dapat membantu mengurangi gula dan garam dalam masakan, sehingga berpotensi untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang," sebut Chef Tia.
Turut serta dalam acara tersebut yakni chef-chef ternama seperti Chef William Wongso, Chef Bara Pattiradjawane dan Chef Sisca Soewitomo yang juga menjelaskan bagaimana penggunaan MSG dalam masakan. Mereka serentak sepakat dengan acara ini bahwa edukasi tentang MSG di masyarakat penting untuk tidak menjadi salah persepsi.
"Ini menambah pengetahuan, jadi kita tidak salah penafsiran mengenai MSG, kemudian penggunaannya dalam masakan. Jadi kita semakin jelas," ujar Chef Sisca.
Simak Video "Blast Off to Surabaya Bareng Mie Sedaap! Come See Mie Fest Mall Take Over Hadir di Surabaya Rek!"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)