Tiwul goreng jadi kuliner favorit di kawasan wisata lereng Gunung Wilis, Kediri. Tiwul yang diberi bumbu sedap gurih lalu digoreng ini disajikan dengan aneka lauk.
Tiwul merupakan makanan tradisional berbahan singkong yang masih banyak dikonsumsi sampai sekarang. Di beberapa daerah, tiwul bahkan jadi makanan pokok selain beras.
Makanan ini tinggi karbohidrat dan rendah gula sehingga dianggap lebih sehat. Di Kabupaten Kediri, makanan ini tetap digemari. Tiwul diolah sedemikian rupa sehingga semakin banyak pilihan bagi yang menikmatinya, salah satunya adalah digoreng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiwul goreng banyak ditemukan sebagai kuliner di kabupaten ini. Salah satunya di Warung Batu Tulis Bu Triani di Kawasan Wisata Air Terjun Dolo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Lokasinya ada di perbukitan Gunung Wilis, sekitar 2.563 meter di atas permukaan laut.
![]() |
Cita rasa tiwul goreng semakin nikmat disantap sembari menikmati pemandangan alam dari atas gunung.
Selain ditemani pemandangan cantik, tiwul yang disajikan di sini sungguh berbeda. Tiwul yang sudah diolah terlebih dahulu, lalu dimasak dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah hingga cabai.
Lalu di atasnya ditambahi pelengkap seperti telur ayam, kerupuk dan taburan bawang merah. Rasanya sedap sekali.
Triani, pemilik Warung Batu Tulis menyebut, harga satu porsi tiwul goreng cukup terjangkau. Hanya Rp 10 ribu satu porsinya.
Sementara, tinggal menghitung lauk yang diinginkan, jika ditambah telur dadar atau goreng, maka harganya menjadi Rp. 13 ribu, dan jika ditambah sayur lodeh, oseng pakis dan lainnya sesuai harga lauk yang tentunya terjangkau.
"Tiwul goreng ini menjadi menu makanan andalan kami sejak 15 tahun yang lalu. Sederhana namun dengan ditambah sejumlah lauk dan suasana alam, menjadi sajian andalan warung kami," jelas Triani, Jumat (18/8/2023).
![]() |
Sementara itu, Anna Rully, salah seorang penikmat tiwul goreng dari Kota Kediri mengaku telah menjadi langganan Warung Batu Tulis Bu Triani.
Menurutnya, menu makanan tradisional dari singkong atau ketela pohon ini selalu menggoyang lidahnya. Apalagi proses pengolahannya dengan ditumbuk, dikeringkan, lalu dikukus menjadi tiwul.
"Rasanya sederhana, tapi sangat lezat apalagi digoreng, dengan bumbu-bumbunya, ada bawang goreng, sayur dan kerupuk. Murah lezat dan ada pemandangan alam di lereng Gunung Wilis," jelas Rully.
Pemkab Kediri telah berhasil mencatatkan kuliner sego tiwul atau nasi tiwul ke Kementerian Hukum dan HAM. Hasilnya, telah terbit Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional.
(adr/adr)