Nasi Kropohan, Sup Bening Favorit Raja Demak Isi Daging Kerbau

Nasi Kropohan, Sup Bening Favorit Raja Demak Isi Daging Kerbau

Mochamad Saifudin - detikFood
Selasa, 15 Agu 2023 11:30 WIB
Sego kropohan khas Demak konon disebut favorit para Raja. Foto diunggah Senin (14/8/2023).
Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Demak -

Demak punya kuliner legendaris yang konon menjadi favorit para Raja Demak. Namanya nasi kropohan yang mirip sup bening dengan isian daging kerbau hingga labu.

Nasi kropohan atau sego kropohan umum disajikan saat hajatan warga Demak. Nama 'kropohan' dalam bahasa Jawa berarti 'campuran' yang merujuk pada isian nasi ini. Ada daging kerbau dan waluh (labu) atau gori (nangka bening) yang disiram kuah bening.

Penggunaan daging kerbau bukan tanpa alasan. Daging kerbau adalah wujud toleransi antar umat beragama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekilas, penampakan sego kropohan ini mirip dengan sup berkuah bening dengan topping bawang goreng dan cabai rawit hijau. Saat dicicipi tekstur daging kerbau dan labu terasa empuk. Bumbu kuahnya terasa gurih dan tidak kental. Perpaduan bawang putih dan kemiri membuat citarasa kuah kropohan mirip sup bening.

Salah satu pedagang sego kropohan bisa ditemui di Jalan Bhayangkara dekat RSUD Sunan Kalijaga. Penjualnya bernama Erlina Yunita (50) yang mengaku berjualan sejak 7 tahun lalu meneruskan resep mertuanya.

ADVERTISEMENT

"Orang-orang zaman kerajaan itu dulu mengajak rakyatnya juga untuk ikut makan. Mereka dikasih kulitnya lalu dicampur waluh atau gori. Dengan bumbu seminimalis mungkin, pokoke bumbune sitik ora reko-reko (aneh-aneh)," jelas Yuni di warungnya, Senin (14/8/2023).

Sego kropohan khas Demak konon disebut favorit para Raja. Foto diunggah Senin (14/8/2023).Erlina Yunita, penjual nasi kropohan khas Demak yang konon disebut favorit para Raja. Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

"Bumbunya itu ada bawang sama ketumbar sama kemiri. Dicampur dimasak, kemudian dicampur/dikropoh, rakyat-rakyat (zaman dulu) bisa menikmati. Tradisi seperti itu masih pada saat orang nduwe gawe (hajatan)," imbuhnya.

Yuni menyebut jika mengacu historis, kropohan bisa diisi dengan kulit. Namun, menurutnya, pelanggan warungnya kurang suka.

"Zaman dulu itu yang dipakai kulit, tapi di sini aku nggak pake kulit karena pembeli nggak begitu suka. Ada yang nggak seneng. Ini aku pakai daging kerbau," ujarnya.

Wanita asal Padang, Sumatera Barat, ini mengaku memasak kropohan berdasarkan resep warisan ibu mertuanya yang asli Demak. Dia pun berharap bisa terus mengenalkan sego kropohan ke anak cucunya.

"Aku kepingin kalau masakan yang langka ini bisa terangkat, bisa banyak orang tahu. Termasuk besok anak cucuku ya ngerti kalau Demak itu punya masakan yang spesial. Kenapa aku tetep kukuh masak itu, masakan itu," tutur Yuni yang sudah 27 tahun menetap di Demak ini.

Dia menyebut peminat nasi kropohan di warungnya terbilang dari beragam kalangan. Mulai dari pelanggan setia, warga lokal Demak, dan orang yang berburu kuliner khas Demak. Untuk menikmati seporsi sego kropohan ini pun terjangkau, pelanggan hanya merogoh kocek Rp 15 ribu.

"Ya semua kalangan, yang tahu, yang sudah pernah. Kropohan ternyata di sini," ujarnya.



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads