Bubur khas Sunda
![]() |
Berbeda dengan bubur yang kental, ada ciri khas yang terlihat pada semangkuk bubur khas Bandung ini. Pertama, dari tekstur dan konsistensi buburnya.
Menurut penuturan pekerja di Bubur Pak Otong, bubur asli Bandung identik dengan teksturnya yang lembut dan lebih cair. Hampir mirip seperti bubur Chinese tetapi konsistensinya sedikit lebih kental.
Selain itu buburnya tidak dilengkapi dengan kuah kaldu kuning atau kecap manis. Sebelum diberi suwiran daging ayam bubur hanya diberikan taburan merica.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bubur khas Bandung ini memang tidak memerlukan banyak bumbu tambahan. Lantaran buburnya sendiri sudah memiliki rasa yang gurih dari kaldu ayam yang pekat untuk merebus berasnya.
Tambahan topping yang berbeda
![]() |
Selain tekstur dan konsistensi buburnya, ada juga perbedaan yang cukup signifikan untuk membandingkan bubur khas Bandung dengan bubur lain. Perbedaannya terlihat pada topping yang diberikan.
Pada penyajian yang standar, topping untuk bubur khas Bandung ini lebih sederhana dari bubur lain. Tak ada kerupuk yang diletakkan di atas buburnya.
Semangkuk Bubur Pak Otong hanya dibubuhi suwiran ayam, irisan cakwe, bawang goreng, dan seledri saja. Tetapi ada beberapa topping lain yang bisa diminta pelanggan untuk melengkapi seporsi buburnya.
Bukan sate-satean, telur muda, usus, dan ati ampelanya disajikan dalam bentuk potongan. Bahkan jika biasanya tambahan usus hanya disajikan dalam bentuk usus ungkap atau bacem yang di sate, di sini ususnya digoreng renyah.
Bagi penggemar kerupuk dapat meminta tambahan kerupuk yang juga beragam. Tak hanya kerupuk bawang tetapi ada juga emping, kerupuk kulit, dan macam-macam kerupuk lainnya.
Harga per porsi buburnya dibanderol Rp 22.000 dan juga dapat dipesan untuk setengah porsi seharga Rp 12.000. Varian toppingnya dipatok dengan harga yang bervariasi tergantung dengan jenis topping yang diinginkan.
Ingin tempat makan atau produk Anda direview oleh detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com
Simak Video "Video: Viral Cimol Mang Iyan di Bandung, Punya Bumbu Anti Mainstream"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)