Kecap asal Blitar ini menjadi favorit mendiang Bung Karno. Bernama Kecap Sie Wie Bo, sampai sekarang masih bisa dinikmati secara terbatas. Begini rahasia kelezatannya.
Kecap Sie Wie Bo sudah ada sejak 1901 dan masih bertahan sampai sekarang. Saat ini usahanya dilanjutkan generasi keempat, Caecilia Damayanti (54). Ia mengungkap rahasia dapur pembuatan kecap legendaris ini.
Pertama, kecap masih diolah secara tradisional. Ia banyak belajar dari sepupunya Hendra Gunawan soal proses pengolahan kecap secara tradisional yang terakhir dilakukan pada 3 tahun silam saat pandemi COVID-19. Hendra kemudian sakit dan meninggal pada 6 Juni 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dapur saya di Bogor itu, saya tetap pakai semua yang diajarkan Pak Gunawan. Kami bikin tungku kayu bakar, guci-guci keramik peninggalan kakek Sie Biang Siang yang dulu dipakai bikin kecap di tahun 1901 juga saya bawa ke sini. Pokoknya semua alat sudah saya bawa ke sini, karena yang di Blitar sudah dijual semua," kata Cecil kepada detikJatim, Sabtu (17/6/2023).
![]() |
Cecil mengaku bahwa pelanggan kecap tersebut pernah memberikan testimoni tentang tester kecap hasil hasil pengolahan dengan kompor gas. Para pelanggan mengungkapkan aroma kayu bakar menciptakan rasa yang khas dan tak tergantikan.
Selain proses pengolahan yang tetap dilakukan secara tradisional, Cecil juga mendapatkan formula komposisi bahan kecap. Terutama tentang pemilihan bahan dasar kecap yang terjaga kualitasnya.
Mulai dari penggunaan kedelai hitam berkualitas, gula kelapa murni tanpa bahan kimia, dan rempah-rempah segar yang baru dipanen dari lahan warga sekitar. Bahan itu lantas ditumbuk dan difermentasi cukup lama sehingga kerap mengendap di bawah cairan kecap.
"Cairan dari bahan-bahan tadi lalu dimasukkan guci untuk proses fermentasi. Kami biasanya menyimpannya tahunan. Seperti yang saya packing sekarang ini hasil fermentasi awal COVID-19 dulu. Ya sekitar 3 tahunan lah," ungkapnya.
Karena proses pengolahan yang tradisional itulah kapasitas produksi kecap Sie Wie Bo saat ini masih terbatas. Kalau dulu zaman kakek canggahnya bisa memproduksi setiap hari, Cecil mengakui dia hanya bisa memproduksi sebatas pesanan pelanggan lama dan untuk konsumsi internal keluarga.
"Saya masih urusin sertifikat halalnya dulu karena kami memang produksi halal ya. Kemudian komposisinya apa saja. Saya ingin komitmen bikin kecap sehat dan tradisional. Nah ini yang harus saya lengkapi dulu sebelum produksi banyak, ya," pungkasnya.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
(sob/adr)