Kacang Cina jadi salah satu bahan utama pembuatan bumbu masakan nusantara. Di balik cita rasanya itu, ada sejarah yang menarik soal kacang Cina.
Beberapa kuliner Nusantara identik dengan penggunaan bumbu kacang. Mulai dari bumbu pecel sayur atau gado-gado, bumbu pada sate, hingga sambal kacang lainnya. Biasanya bumbu kacang disiram di atas hidangan atau menjadi saus cocolan yang nikmat.
Melihat kepopuleran olahan kacang Cina di Indonesia, ternyata ada sejarah menarik di balik penyebaran kacang tersebut. Seperti yang diungkap oleh Ary Budiyanto, penulis buku "Katjang Tjina" dalam kuliner nusantara, lewat Bincang Redaksi-57 yang diadakan oleh National Georaphic Indonesia bersama Kompas (04/04).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara diskusi tersebut (04/04), Ary Budiyanto mengungkap sejarah menarik di balik penyebaran kacang Cina di Indonesia. Meskipun sebenarnya kacang ini berasal dari Amerika, namun diperkenalkan oleh petani Cina yang datang ke Nusantara dan akhirnya disebut dengan istilah 'kacang Cina.'
Kacang Cina hadir sekitar abad ke 17-18 oleh petani Cina maupun keturunannya yang berada di pesisir Jawa. Mereka pun mulai membudidayakan kacang Cina yang nantinya dibuat sebagai aneka olahan minyak.
"Disebut kacang Cina karena dulu yang menanam dan membawa petani Cina pada abad ke 17-18. Petani di pesisir Jawa ada peranakan Cinanya, atau mungkin orang Cina asli. Ini selalu dicatat pada catatan 1883, dan kacang itu dibuat untuk minyak goreng atau minyak apapun," ucap Ary Budiyanto pada Bincang Redaksi 57.
Catatan sejarah pada abad 17 awal juga mengungkap jika kacang Cina memiliki ciri bentuk daun yang menjalar. Kacang Cina mungkin saat ini terkenal menjadi bahan utama dalam pembuatan segala macam bumbu kacang pada masakan Indonesia.
![]() |
Faktanya, Ary mengungkap jika bumbu gado-gado awalnya juga tidak menggunakan kacang, melainkan pakai kemiri. Sementara tidak ada satu petunjuk yang menyebutkan jika pecel awalnya dibuat menggunakan kacang. Karena sebenarnya 'pecel' merupakan nama yang sangat kompleks. Salah satu petunjuk yang diketahui hanya bumbu pecel awal mulanya dibuat dari wijen.
"Sebenarnya ketergelitikan saya mempertanyakan darimana ini? Sejak kapan kacang jadi bumbu sate? Itu muncul karena gado-gado paling awal tidak pake kacang tapi pake kemiri. Tidak ada satu clue juga yang menunjukkan bahwa pecelnya pake kacang. Petunjuknya hanya bumbu pecel dari wijen," jelas Ary.
Karenanya bisa dikatakan kacang termasuk bahan baru yang masuk ke ranah masakan Nusantara. Penulis buku ini mengungkap jika untuk bidang kuliner, kacang baru tercatat pada abad 19. Hal ini karena bumbu gado-gado sendiri awalnya dibuat dari kemiri sebelum berganti menjadi kacang.
"Kacang termasuk baru di ranah masakan Nusantara. Baru tercatat abad ke 16. Tapi untuk kuliner itu, baru abad 19. Karena masih ada gado gado yang menggunakan kemiri sebelum berganti jadi kacang," ujar penulis buku 'Katjang Tjina' itu.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa kacang rasanya cocok digunakan untuk hidangan apapun mulai dari pecel, gado-gado, hingga sate. Jawaban dari rasa penasaran ini pun dijawab oleh Ary.
![]() |
Dosen Antropologi di Universitas Brawijaya sekaligus penulis buku ini menjelaskan jika kegurihan dari kacang tidak merusak rasa pada masakan. Berbeda dengan kemiri yang jika dimasukkan dalam keadaan kurang matang, bisa mengubah rasa masakan secara keseluruhan.
Dalam sesi Bincang Redaksi-57 Ary Budiyanto juga mengungkap, "Kenapa mudah masuk? Karena kegurihannya yang unik yang tidak merusak. Karena kalau kemiri kurang matang mengolahnya bisa berubah rasa."
Di sisi lain, Harry Nazarudin atau kerap dipanggil Kang Harnaz yang merupakan penulis kuliner Komunitas Jalansutra menambahkan jika hasil akhir berupa minyak dari olahan kacang itulah yang akan membuat semua bahan-bahan pada makanan menyatu.
"Masalah ada gak sih logikanya? Sebetulnya ada. Apa yang dicari dari wijen kemiri, kacang tanah sebenernya minyak. Ada suatu bahan bahan yang disajikan dingin, ada juga bahan di hidangan pecel kalau dimakan gak pake bumbu bisa. Tapi kunci utamanya minyak. Karena minyaknya itu bisa mengcoating bahan dan membuat bahan-bahannya menjadi satu," ujar Kang Harnaz.
Sekalipun awalnya kacang bukan menjadi bahan utama dari beberapa bumbu masakan Indonesia, namun karena rasa dan penggunannya yang bisa melengkapi rasa pada masakan, akhirnya kacang Cina banyak digunakan di masakan nusantara.
(aqr/adr)