Pedasnya Nagih! Keong Sawah Jadi Menu Ramadan Favorit di Purwokerto

Pedasnya Nagih! Keong Sawah Jadi Menu Ramadan Favorit di Purwokerto

Anang Firmansyah - detikFood
Kamis, 30 Mar 2023 13:00 WIB
Chamlani (63) mengolah masakan keong khas bulan Ramadan di kediamannya jalan Kauman Lama, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Rabu (29/3/2023).
Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Di tiap daerah Indonesia ada jajanan khas yang populer saat ramadan. Tak terkecuali di Purwokerto dimana olahan keong sawah yang pedas berempah jadi buruan.

Keong sawah diolah menjadi sajian nikmat oleh warga Purwokerto. Rasanya gurih sedikit pedas dengan aroma rempah yang kuat. Saat ramadan, olahan keong sawah ini laris diburu.

Salah satu penjualnya, Chamlani (63) yang tergolong legendaris karena sudah 28 tahun berjualan jajanan ini. Sejak lama ia menjajakan dagangan di Kauman Lama, Kecamatan Purwokerto Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri khas olahan keongnya terletak pada bumbu kuah yang cenderung berwarna kuning dengan aroma rempah. "Yang jelas bumbu yang saya pakai tidak menggunakan olahan santan," kata Lani saat kepada wartawan, Rabu (29/3/2023).

Chamlani (63) mengolah masakan keong khas bulan Ramadan di kediamannya jalan Kauman Lama, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Rabu (29/3/2023).Chamlani (63) mengolah masakan keong khas bulan Ramadan di kediamannya jalan Kauman Lama, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Rabu (29/3/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

Saat ditemui, Chamlani bersama istrinya sedang sibuk memasak keong bersama istrinya. Sejak pagi ia harus sudah mulai mengolah, agar siang sudah bisa disajikan.

ADVERTISEMENT

Untuk memasak bumbunya saja, Chamlani membutuhkan waktu satu jam. Belum lagi ketika mencampurkan keong ke bumbu tersebut.

Setiap bulan Ramadan, dia bisa memproduksi 100 kg keong. Jumlah ini meningkat 10 kali lipat dibandingkan hari biasanya. Dapur di warungnya selalu ngebul dengan aroma rempah.

"Saya mulai buka itu jam 12.00 WIB. Dalam sehari biasanya bisa tiga atau empat wajan penuh dengan keong. Setiap wajan rata-rata berisi 35 kg," terangnya.

Masakan keong tersebut dikemas dalam berbagai macam ukuran. Untuk ukuran satu kilogram dijual dengan harga Rp 50 ribu. Atau jika dinilai terlalu banyak ukuran setengah kilogram dijual dengan harga Rp 25 ribu.

"Pembeli bisa juga beli paket kecil harga Rp 15 ribu per plastiknya. Tapi kalau mau beli jangan terlalu sore biasanya jam 4 sudah habis. Sebaiknya lebih gasik atau pesan dahulu dengan uang muka," ungkapnya.

Sementara itu, Novi (32) warga Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja mengaku sudah sekitar 7 tahun ini dirinya menjadi pelanggan keong Chamlani. Menurutnya bumbu dari keong tersebut berbeda jika dibandingkan dengan pedagang lainnya.

"Rasa keong sini itu lebih pedas. Bumbu rempahnya kuat banget jadi bikin hangat di tenggorokan. Sudah dari tahun 2016 saya setiap puasa beli di sini. Orang rumah juga pada suka. Cukup lah kalau beli setengah kilogram," akunya.

Baca artikel selengkapnya DI SINI.




(sob/odi)

Hide Ads