Di museum ini kamu bisa melihat penampilan aneka jenis roti dari berbagai negara. Ada 25 jenis roti mulai dari roti khas Pakistan hingga baguette Prancis.
Museum Qatar membuka pameran khusus yang bertajuk 'Art Mill Museum 2030' . Pameran tersebut bertempat di pabrik tepung terigu ternama di Qatar, yakni Qatar Flour Mills Company.
Dengan memanfaatkan bangunan pabrik tepung yang baru saja direnovasi, Qatar Museum menghadirkan banyak karya seni dari berbagai seniman. Salah satu yang menarik adalah potret dari berbagai jenis roti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya seni tersebut merupakan karya Shaima Al-Tamimi, seorang seniman asal Yaman-Kenya. Dalam karya seninya, Al-Tamini memiliki ketertarikan soal budaya kuliner internasional yang penuh sejarah.
![]() |
Pada pameran Art Mill Museum 2030 ini, Al-Tamini menampilkan serial A Nation's Bread. Ia mengulik berbagai jenis roti yang ada dunia. Sebanyak 25 jenis roti dari berbagai negara ditampilkan.
Mulai dari Chapati, Egyptian bread, Feteer Mshaltit, Focaccia, French Baguette, Khobz Rugag, Khobz Rutab, Lebanese Bread, Levant Qatayef, Moroccan Bread.
Selain itu juga ada Pakistani Bread, Paratha, Filipino Spanish Bread, South Asian Roti, Tandoori Bread, Turkish Bread, Uzbek Bread, Wholeg aln Sourdough hingga Yemeni Me'ataf.
Semuanya bagian roti ditampilkan fotonya secara close up sehingga terlihat secara jelas bentuk dan tekstur roti tersebut. Karya seni ini ditujukan Al-Tamini untuk memberi penghormatan kepada jenis roti di Qatar yang tak terhitung jumlahnya.
![]() |
"Di sini Al-Tamimi ingin menyoroti tentang keraganan komunitas etnis, budaya dan agama yang hidup berdampingan dengan tradisi heterogen mereka," tutur pemandu dalam museum.
Tak hanya itu, pada pameran ini Al-Tamimi juga memperlihatkan proses pembuatan roti di sebuah pabrik. Mulai dari menyiapkan tepung menjadi adonan hingga menjadi roti yang siap santap.
Selain menampilkan potret jenis roti karya Al-Tamimi, pameran Art Mill Museum 2030 ini juga menampilkan koleksi seni yang luar biasa dari berbagai seniman internasional yang telah dikumpulkan selama 40 tahun terkahir.
Pameran yang dibuka oleh Sheikha Al Mayassa binti Hamad bin Khalifa al-Thani selaku ketua dari Qatar Museum ini terbuka untuk umum sampai 30 Maret 2023 mendatang.
"The Art Mill Museum adalah kesimpulan dari rencana budaya 25 tahun. Ini akan menempatkan seni modern dan kontemporer Arab dalam konteks seni global, memungkinkan kita untuk lebih terlibat dengan seluruh dunia dengan menciptakan narasi baru yang tidak terduga," tutup HE Sheikha Al Mayassa.
(raf/odi)