Cuan! Rumah Makan Itik Khas Sidrap Ini Bisa Raup Rp 50 Juta/Hari

Cuan! Rumah Makan Itik Khas Sidrap Ini Bisa Raup Rp 50 Juta/Hari

Rasmilawanti Rustam - detikFood
Rabu, 01 Mar 2023 12:30 WIB
Palekko Bebek
Foto: Al Khoriah Etiek Nugraha/detikSulsel
Makassar -

Nasu palekko adalah olahan itik berbumbu khas daerah Sidrap. Salah satu rumah makan yang menjualnya, Palekko Sumber Abadi bisa meraup Rp 20 juta hingga Rp 50 juta per hari. Cuan!

Nasu palekko merupakan olahan itik atau bebek khas Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Itik dipotong kecil-kecil lalu diberi bumbu seperti garam, lengkuas, asam, kunyit, dan sereh. Cita rasa asam gurihnya disukai banyak warga lokal.

Hal ini terbukti dari penjualan Rumah Makan Palekko Sumber Abadi yang menawarkan nasu palekko sebagai menu utamanya. Rumah makan ini eksis sejak 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manager RM Palekko Sumber Abadi, Mustafa mengungkapkan, warung ini bisa meraup penghasilan sedikitnya Rp 20 juta per hari. Bahkan ia mengatakan, warung makan dengan nuansa tengah sawah itu pernah mendapatkan hingga Rp 50 juta per hari.

Palekko khas SidrapPalekko khas Sidrap Foto: Al Khoriah Etiek Nugraha/detikSulsel

"Tidak tentu, kadang-kadang bisa sampai Rp 50 juta satu hari. Pernah sampai 50 juta itu, tapi minimal itu Rp 20 juta satu hari," ungkap Mustafa kepada detikSulsel, Senin (13/2/2023).

ADVERTISEMENT

Mustafa menambahkan, untuk bebek yang digunakan dalam satu hari tidak menentu. Namun jika dirata-ratakan pihaknya bisa menghabiskan 200 hingga 300 bebek dalam satu hari jika ramai pengunjung.

"Tidak tentu. Kadang sampai 200, 300 (ekor itik). Tidak tentu," katanya.

Mustafa menjelaskan, pihaknya menghabiskan ratusan itik karena dalam satu porsi palekko menu menggunakan satu ekor itik. Tidak hanya palekko, tetapi juga menu lainnya seperti bebek rica cabe ijo dan bebek goreng.

Palekko khas SidrapPalekko khas Sidrap Foto: Al Khoriah Etiek Nugraha/detikSulsel

"Satu itik (satu porsi) palekko, yang goreng juga, semuanya, semua satu porsi itu satu ekor," jelasnya.

Hanya bedanya jika palekko itik akan dicincang menjadi potongan kecil-kecil, sementara menu lainnya dipotong menjadi 4 bagian.

"Kalau bebek itu biasanya cuma 4 potong kalau rica goreng. Dada dua dan pahanya dua," tutur Mustafa.

Pada masa pandemi Covid-19, Rumah Makan Palekko Sumber Abadi ini ternyata tetap ramai pengunjung. Bahkan pada saat puasa di waktu pandemi, pendapatannya tidak berubah.

"Saya itu heran waktu pandemi. Tidak bilang pendapatan berubah, malah puasa dulu, pandemi kan. Penuh ini," kata Musatafa.

Ia bahkan mengatakan, orderan sudah full di waktu sore hari. Sehingga Rumah Makan Palekko tersebut sudah harus tutup pada pukul 16.00 Wita.

"Kalau jam 4 itu orang sudah full mendaftar. Tahun lalu kan baru ada ini, jadi dulu itu jam 4 sudah tutup, sudah tidak terima tamu lagi. Kecuali dia mau (pesan) ronde kedua, saya bisa terima," ujarnya.

Mustafa bahkan tidak menyangka jika di waktu pandemi, Rumah Makannya bisa ramai pengunjung. Bahkan juga, pihaknya mengungkap, para pengunjung sanggup untuk menunggu antrian yang panjang.

"Saya heran juga waktu pandemi itu. Tetap juga. Malah sanggup orang menunggu," imbuhnya.

Baca artikel selengkapnya DI SINI.




(raf/adr)

Hide Ads