Pecel Empal Mbah Namleg Sudah Kondang Lezatnya Sejak 86 Tahun Lalu

Muhammad Aris Munandar - detikFood
Senin, 27 Feb 2023 08:00 WIB
Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Bukan sembarang pecel, pecel dengan lauk empal racikan mbah Nemleg ini sudah menggoyang lidah pelanggannya sejak 86 tahun lalu. Seperti apa racikan pecelnya?

Warung makan legendaris banyak ditemui di Wonogiri. Salah satunya adalah warung pecel Mbah Nemleg yang berlokasi di Dusun Batu Kidul, Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno.

Warung pecel ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia, tepatnya pada 1937. Kini warung pecel Mbah Nemleg sudah dikelola oleh generasi ketiga yakni Sudarsih (62).

Menu andalan di warung ini adalah pecel empal (daging sapi). Dengan resep masakan yang turun-temurun, warung pecel Mbah Nemleg mampu mempertahankan cita rasa makanan yang khas.

Menu pecel empal di warung Mbah Nemleg, Dusun Batu Kidul, Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Sudarsih mengatakan warung pecel Mbah Nemleg awalnya didirikan oleh mbahnya yang bernama Sonojoyo pada 1937. Saat awal buka, warung Mbah Sonjoyo menyajikan hidangan nasi pecel dan aneka gorengan serta makanan tradisional.

Saat itu warungnya masih berwujud seperti gubuk. Pekarangan atau lahan kosong lebih luas daripada bangunan warungnya. Dulu warung itu berdiri di bawah pohon kweni. Namun pohon itu kini sudah tidak ada karena tumbang akibat usianya yang sudah terlalu tua.

"Dulu sini buat jujukan wedangan. Orang-orang dari Pacitan, Tirtomoyo, Eromoko mampir ke sini. Dulu khasnya terik (kuah kuning seperti opor) sama baceman. Jadi pesennya nasi pecel terik," kata Sudarsih kepada detikJateng, Selasa (21/2/2023).

Menurutnya, dulu para pedagang sapi sering mampir ke warung pecel Mbah Nemleg. Sebab pada zaman dulu sapi dari Pacitan hanya dituntun atau dibawa sambil jalan kaki.

Saat para pedagang sapi sampai di Baturetno pukul 24.00 WIB, warung Mbah Sonojoyo sudah ada jajanan yang tersaji.karena sejak dulu buka hampir 24 jam.

Seiring berkembangnya waktu, warung pecel yang semula dikelola Mbah Sanjoyo diteruskan oleh anaknya yang bernama Katinem. Mbah Katinem inilah yang dijuluki banyak orang dengan sebutan Mbah Nemleg.

Di generasi Mbah Nemleg, terdapat menu tambahan berupa Nasi Pecel Empal. Selain itu ada sajian khas makanan ketan dan bacem yang disajikan dalam satu piring. Warung yang digunakan berjualan pun mulai berwujud rumah yang terbuat dari kayu atau gebyok.

"Meski ada pecelempal, tapi pecel terik masih terus ada. Sampai sekarang juga masih ada pecel terik. Orang-orang yang tahu zaman dulu, sampai sekarang juga masih mencari pecel terik. Jadi saya juga tidak meninggalkan ciri khas," ungkapSudarsih.



Simak Video "Pelari Newbie Jangan Gegabah!"

(raf/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork